Sejak saat itu

310 95 88
                                    

2 tahun yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2 tahun yang lalu.

Siang yang sangat terik di sekolah. Di depan koridor kelas, banyak sekali murid murid yang sedang berkerumun. Salah satu murid ada yang menatap ngeri, kasihan, bahkan ada yang terang terang ngan mengejek nya.

"Kasian banget si Stela. Di tinggal orang tua nya jadi gila gitu."

"Gue sih kalo jadi keluarga nya malu banget."

"Sial banget hidup nya. Orang tua nya meninggal, bener bener jadi orgil gitu."

Suara itu. Lagi lagi suara itu. Stela sangat marah dengan orang yang mengatai nya sepertu itu. Stela berteriak marah. Meraung raung, mencari siapa yang bisa bisanya mengatai nya seperti itu. Penampilan Stela saat ini sangat tidak dapat di kondisikan. Seragam putih-biru yang kusut, rambut acak-acak'an, mata sembab dan muka pucat.

"Dasar! Bikin sial aja!" Suara dari benak seseorang.

"SIAPA HAH?! Siapa yang bikin sial?!" Raung Stela sambil menangis.

"KALIAN DIEM!"

"DIAM!"

"ENGGAK, AKU BUKAN PEMBAWA SIAL. ENGGAK!"

"SUARA INI! TOLONG, TOLONG! AKU BENCI SUARA INI!"

Raung stela. Stela menangis tersedu sedu. Stela menutup telinga nya. Dia mengacak ngacak rambut nya frustasi. Stela menendang nendang kan kaki nya. Dia tidak kuat dengan semua cobaan ini.

"ASTAGA, STELA!" Seru Budeh ku. Dia menerobos kerumunan murid murid, lalu memelukku. Aku yang berasa sedang di peluk, langsung menoleh kan pandanganku.

"Budeh... Budeh... Suara itu budeh... Suara itu!" Teriak Stela sambil menangis, menangis sejadi jadi nya di pelukkan budeh nya itu.

"Iya sayang, udah ya... Gak ada suara disini. Kamu gak malu diliatin sama temen temen kamu? Lihat deh, baju kamu idah kusut begitu. Udah ya sayang, diem, jangan nangis." Ujar budeh ku sambil menepuk  punggung ku.

Apa katanya tadi? Malu? Ya tuhan, mengapa ini terjadi kepada ku. Tuhan, aku tidak sanggup dengan cobaan mu ini. Apalagi ya tuhan? Apalagi!?

"BUBAR! BUBAR! SANA KALIAN KE KELAS! BUKAN NYA BELAJAR, INI MALAH BERKERUMUN!" Teriak Guru itu mengusir para siswa untuk tidak berkerumun. Para siswa pun ada yang kecewa karena tidak bisa melanjutkan menonton drama yang ada di sekolah ini.

"Mari, ananda Stela dan Wali nya Stela ikut ke ruang guru." Ucap Guru itu mempersilahkan.

*****

Aku disini, di ruangan yang tidak terlalu luas. Di meja guru, ada banyak kertas kertas. Di dinding nya pun, ada foto para pahlawan Indonesia. Aku duduk di kursi sebelah Budeh ku. Aku menunduk, tidak bisa menatap Guru ku yang sedang meminta penjelasan. Guru ku menghela nafas. Hening sementara.

"Sayang..." Panggil Budeh ku. "Kamu bisa mencerita kan nya nggak?" Tanya Budeh ku pelan sambil mengusap bahu ku.

Aku terisak pelan. Menghapus air mata dan ingus ku. Aku mendongak.

SOUND GAZE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang