Pertemuan tidak sengaja

535 110 138
                                    


Aku mengahadap ke cermin sambil menyisir rambut hitam ku. Merapikan seragam putih abu-abu ku sebentar. Lalu mengambil tas dan turun ke bawah untuk sarapan.Aku tinggal bersama Nenek ku. Dan ya, setelah aku lulus SMP aku langsung pindah ke Jakarta untuk melanjutkan sekolah ku. Tidak ada yang terkesan di hari perpisahan SMP ku. Semua orang menatap ku gila.

Rambut hitam yang panjang, kulit berwarna kuning langsat dan mata yang lebar. Aku menyapa Nenek ku yang sedang menyiap kan sarapan.Walau dia sudah berumur 70 tahun'an, tetapi Nenek ku ini tetap terlihat sehat dan bugar. Aku menghela nafas sambil tersenyum tipis.Setidak nya, aku masih mempunyai nenek ku.

"Nek, ada yang perlu Stela bantu?" Ucap ku sambil menaruh tas di sofa.
"Gak ada nak, kamu duduk aja .... sarapan nya dikit lagi udah siap" Jawab Nenek ku seraya tersenyum tipis. Aku mengangguk, lantas duduk di sofa dan menonton TV.

Auristela citrani. Begitulah nama ku. Anak tunggal dan yatim piatu sejak 2 tahun yang lalu. Kata ibu ku, arti nama dari Auristela citrani yaitu, 'Bintang emas yang mempunyai citra yang baik'. Semoga saja, arti dari nama ku itu benar benar menunjukan sifat ku. Di SMP, aku menjadi lebih pendiam dari biasa nya. Aku hanya berbicara ketika orang lain bertanya kepadaku.bDan itu pun jarang sekali. Katanya, mereka takut di amuk oleh ku.

Ya, semenjak kejadian ibu ku meninggal, aku bisa membaca fikiran dan tatapan orang lain. Waktu baru baru aku tau fakta itu, emosi ku tidak terkendali. Sampai sampai, aku di bawa ke ahli psikolog. Dan sekarang, aku lumayan bisa mengatasi emosi ku.

Dan itu gara gara tatapan dan suara itu. Aku sangat benci hal itu.

******

Aku sudah 2 minggu bersekolah di SMA Tunas Bangsa. Dan, tidak ada masalah yang terjadi kepadaku.bMungkin lebih tepatnya, belum ada masalah.Sama seperti di SMP, aku bisa mendengar suara suara dan bisa mengartikan tatapan itu. Walaupun bukan tertuju padaku, aku tetap bisa merasakan nya.

Sejak 2 minggu itulah, aku dekat dengan Grizelle Indira.Gadis blasteran Indo-Jerman itu menjadi teman ku.Kalau kalian bilang aku yang mengajak kenalan? Kalian salah total.Grizelle yang mengajak ku berkenalan duluan. Dia adalah gadis yang ceria dan juga cerdas. Tetapi, ada 1 fakta yang aku tahu tentang nya. Itu adalah, aku tidak bisa membaca pikiran nya. Mungkin, kalo tatapan masih bisa ku artikan.Tapi, Grizelle itu cerdas sekali untuk menyembunyi kan ekspresi nya.

"Stela ayo makan! Nenek udah siapin sarapan sama bekal kamu!" Teriak Nenek dari arah dapur.
"Oke Nek!" Jawabku.
Aku langsung bergegas ke dapur dan sarapan. Selesai sarapan aku memasukkan bekal ku ke dalam tas yang berwarna polkadot biru muda itu. Aku menyalimi tangan Nenek ku dan langsung berangkat ke sekolah yang di antar oleh Mang Rahmat.

******

Aku berjalan di koridor kelas. Kelas ku berada di lantai 3, jadi aku harus menaiki tangga terlebih dahulu. Di sekolah ini, ada 3 lantai. Lantai 2 untuk kelas 11 dan lantai 1 untuk kelas 12.Aku memakai headseat. Musik mengalun di telingaku, aku mengangguk angguk menikmati musiknya. Sesampai nya di kelas, aku langsung duduk di bangku. Mengambil botol minum ku untuk di taruh di laci meja. Dan melepas cardigan biru ku untuk di simpan.

"Hai Ra!" Sapa Grizelle.

"Hai zel!" Jawab ku sambil tersenyum tipis.

"Ra! Lo udah tau belom?Kalo sekarang ulangan fisika!? Ya ampun Ra, gue lupa banget... tadi aja baru di kasih tau sama si Andra. Coba kalo enggak, jeblok nilai gue Ra!!!" Ucap Grizelle menggebu-gebu.

"Aku baru tau. Tapi aku udah belajar sih..." Jawab ku sambil menopang dagu.

"Rileks banget lo ujian Fisika!" Cibir Grizelle.

Aku terkekeh pelan."Kamu udah belajar?" Tanya ku.

"Ya belom lah!" Balas nya dengan sewot.

"Yaudah. Belajar." Ucap ku.

SOUND GAZE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang