About Real Nayara

127 29 65
                                    

Waktu berlalu begitu cepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu berlalu begitu cepat. Nadine dan Bima sudah lulus SMA, dan keduanya masuk di universitas negeri impian mereka.

Nadine masuk jurusan fashion, sedangkan Bima masuk ke dalam jurusan farmasi. Keduanya masuk di universitas yang sama, namun dengan jurusan yang berbeda.

Stela dan Ezra sekarang sudah menjadi kelas 11. Setelah hidup dengan penuh lika-liku karena di datangi makhluk yang tak kasat mata, akhirnya Stela bisa hidup dengan tenang sekarang.

Saat di rumah sakit waktu itu, Ezra bercerita ke Budeh Stela dengan apa yang terjadi saat itu. Budeh mendengarkan dengan raut terkejut dan tidak percaya.

Dan juga, Ezra bercerita tentang kemampuan Stela yang bisa membaca pikiran orang. Ezra berpesan agar Budeh harus mempercayai nya. Sejak saat itu, Budeh menjadi lebih perhatian kepada Stela, layaknya anak sendiri.

"Aduh," Stela membuyarkan lamunannya karena tersadar menabrak bahu seorang perempuan.

"Maaf," ucap Stela tidak enak karena sudah menabrak.

"Gak apa-apa Kak," jawab siswi itu yabg ber-name tag Faniza Gauri.

"Maaf ya sekali lagi," ucap Stela meringis.

Gauri tersenyum, lalu mengangguk. Itu bukan masalah yang besar menurutnya, karena di koridor kelas banyak sekali murid yang berlalu-lalang.

"GAURI!" panggil seorang perempuan yang Stela taksir, dia adalah teman Gauri.

"Biasa aja kali Bel," tukas Gauri kesal karena Abila Belvina–teman Gauri–memanggilnya terlalu kencang.

Abel terkekeh. "Maaf,"

Gauri mencibir. "Aku duluan ya Kak?" pamit Gauri kepada Stela sambil tersenyum.

"Eh, iya," balas Stela sambil tersenyum juga. Lalu Gauri dan temannya–Abel–berjalan melewati kerumunan.

Stela tersenyum kecil melihat adik kelasnya.

'Adik kelas ya?' batin Stela.

Stela masih tidak menyangka kalau dirinya masih ada di titik ini, yang dimana di titik sebelumnya dia hampir menyerah menyelesaikan kasus makhluk yang satu itu. Siapa lagi kalau bukan Nayara?

Tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundak Stela. Stela mengehela nafas, dia sudah tahu pelakunya tanpa melihat wajahnya. Dia adalah orang yang suka mengganggu Stela. Yap! Dia adalah Ezra.

"Kakak Stelaaa!" goda Ezra yang menyebut Stela dengan embel-embel 'Kakak'.

Stela melepaskan rangkulan Ezra. Stela mencibir. "Misi! Aku mau cari kelas dulu," imbuhnya.

Ini adalah hari pertama masuk sekolah, jadi wajar saja kalau koridor kelas sangat ramai. Suasana sekolah yang sangat riuh, dengan matahari yang masih malu-malu untuk bersinar.

"Gue tebak, kita sekelas," ujar Ezra, sambil berjalan di samping Stela.

"Semoga enggak," gumam Stela yang masih terdengar oleh Ezra.

SOUND GAZE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang