Seoul, 2002.02.02
Suasana kota pagi ini sangat dingin hingga menusuk tulang, tetapi tidak bagi Dan Tae. Ia justru merasakan panas dan bercucuran keringat saat ini, karena ia gugup karena orang yang ia cintai sedang berjuang antara hidup dan mati. Ia berjalan dan mengepalkan tangannya. Sampai akhirnya seorang perawat keluar dan menghampirinya.
"Bagaimana Istri dan anak saya?"
"Selamat Tuan Joo. Anak sangat cantik, mereka berdua baik-baik saja. Ny. Shim akan segera kami antarkan ke kamar, begitu pula bayi anda, jadi silahlan tunggu di kamar."
"Ah, baiklah, terima kasih."
Cantik? Apa berarti bayiku perempuan? Batinnya.Lalu ia menuju ke kamar dengan perasaan bercampur aduk. Saat di kamar, ia duduk di sebelah istrinya yang terlelap karena kelelahan. Ia merapikan rambut istrinya. Su Ryeon yang merasakan pergerakan di kepalanya pun terbangun.
"Hmm, Yeobo.."berusaha bangun.
"Berbaringlah, kau masih tampak lelah."
"Bayi kita dimana?"
"Nanti perawat akan membawanya kemari."
Tak lama kemudian, seorang perawat mengetuk pintu dan membawa box bayi.
"Selamat sore Tn. Joo dan Ny. Shim, ini bayi perempuan anda, sangat cantik persis seperti ibunya." Ucap perawat itu sembari tersenyum.
"Terima kasih suster." Ucap Su Ryeon
Lalu perawat itu meninggalkan mereka bertiga. Su Ryeon yang sangat ingin melihat bayinya memaksakan diri untuk bangun, kemudian Dan Tae membantunya menuju bayi mereka. Saat menatap anaknya, tanpa sadar Su Ryeon menangis.
"Hai anakku, ini eomma dan appa." Ucapnya sembari tersenyum dan meneteskan air mata.
"Kita belum memberinya nama, sebaiknya kita beri nama anak kita Hye In. Joo Hye In, bagaimana menurutmu Yeobo?" Tanya Dantae sembari memeluk istrinya dari samping.
"Hmm, aku suka nama itu, sangat indah Yeobo." Ucapnya sambil menatap lekat mata suaminya itu. Tak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu.
"Ah Abeoji..Eomoni.." ucap dan tae
"Hmm ya, Dan Tae-ya, mari bicara di luar."ucap Ayahnya dengan nada dingin.
"Ne.. Abeoji." Lalu Dan Tae mengikutinya pergi keluar.
Lalu Ibu Dan Tae mengajak Su Ryeon duduk di sofa yang berada di sebelah ranjang bayinya.
"Su Ryeon~ah... sungguh ibu tak ingin mengatakannya padamu, tapi kau harus bersiap dengan kemungkinan terburuk yang akan terjadi." Ucapnya dengan nada lemah.
"Apa maksudmu eomoni? Aku sungguh tidak mengerti.." ucapnya bingung..
Di luar kamar, Dan Tae dan ayahnya sedang duduk di kursi. Tanpa basa basi ayahnya berkata "Kita tidak bisa membawanya pulang. Kau sudah tau tradisi keluarga Joo bukan? Au harap kau mengerti." Ucap ayah dan tae
"Ta..tapi Abeoji, bagaimana bisa aku melakukan itu terhadap anak sendiri? Bagaimana perasaan istriku nanti?"
"Ibumu sudah bicara kepada istrimu. Jika kau masih ingin berada di keluargaku, ikuti aturanku!" Setelah mengucapkan kata-kata itu, ia lalu meninggalkan Dan Tae sendirian.
Dan Tae yang terduduk di kursi, mengusap wajah dengan kedua tangannya.
Apa yang harus ku lakukan? Aku tidak bisa melakukan itu, tetapi aku kuga tidak bisa menentangnya.... maafkan appa anaku. Ucap Dan Tae dalam hati, lalu ia pergi kembali menuju kamar istrinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
PRECIOUS
Fanfiction"Selama ini aku sudah buta terhadap semuanya sampai aku harus kehilangan" -Shim "Aku benci diriku sendiri karena lemah dan tak bisa menjaganya"-Joo "Aku adalah manusia terbodoh di dunia"-Hoon "Keberadaan orang memang akan berarti ketika ia sudah tia...