"Selama ini aku sudah buta terhadap semuanya sampai aku harus kehilangan" -Shim
"Aku benci diriku sendiri karena lemah dan tak bisa menjaganya"-Joo
"Aku adalah manusia terbodoh di dunia"-Hoon
"Keberadaan orang memang akan berarti ketika ia sudah tia...
Dan Tae keluar dari kamar mandinya, berpakaian rapi siap ke kantor. Ia melihat istrinya yang duduk di ranjang.
"Yeobo.. kenapa kau tak beristirahat?" Dan Tae mendekati istrinya dan duduk di sebelahnya.
"Aku.. memikirkan Hye In.." Su Ryeon menunduk melihat ponselnya. Terdapat fotonya dan Hye In yang sedang berada di ice ring waktu itu.
"Andai saja dia tidak terlahir dari rahimku. Pasti dia saat ini baik-baik saja dan bahagia." Perlahan air mata Su Ryeon menetes.
"Yeobo...aniya... kau adalah ibu yang hebat untuk Hye In." Dan Tae memeluk istrinya yang saat ini sedang menangis.
"Yeobo... dalam situasi seperti ini, kita harus kuat. Kita harus kuat demi Hye In. Aku yakin dia tak mau melihat eommanya sedih karena dirinya. Aku yakin dia akan segera membaik dan kembali kepelukan kita." Dan Tae mengelus punggung istrinya. Su Ryeon melepaskan pelukan suaminya.
"Anak-anak? Bagaimana?" Menatap suaminya.
"Mereka sudah berangkat dengan Sekretaris Cho. Tenanglah." Memegang tangan istrinya.
"Aku merasa bersalah karena terlihat lemah di depan mereka yeobo."
"Aniya.. aku yakin mereka pasti mengerti." Su Ryeon hanya bisa tersenyum tipis saat ini.
"Ah yeobo, kau sebaiknya beristirahat sekarang. Nanti saat mendekati jam besuk Hye In aku akan menjemputmu. Aku akan pergi ke kantor untuk meeting sebentar."
"Anieyo yeobo.. aku nanti akan berangkat sendiri saja. Aku mau pergi ke suatu tempat terlebih dahulu."
"Arasseo, kau jangan lupa makan okay? Aku berangkat dulu." Su Ryeon mengangguk, Dan Tae mencium kening istrinya dan berangkat ke kantornya. . . . .
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dan Tae berdiri melihat keluar jendela di kantornya. Sekretaris Yoon masuk dan berdiri di depannya.
"Hwejangnim, hari ini anda memilik 1 jadwal survei lapangan bersama Youngsil property." Tak ada jawaban dari Dan Tae.
"Hwejangnim? Hwejangnim!"
"Ah.. Sekretaris Yoon. Maaf saya sedang tidak fokus. Tadi kau bilang apa?"
"Hari ini ada survei lapangan bersama Tuan Han dari Youngsil property."
"Hanya itu saja kan jadwalku? Baiklah. Ayo berangkat sekarang."
"Ne Hwejangnim."
Dan Tae sampai di tempat survei lapangan. Namun ia tak melihat Han Gi Young disana. Dan Tae mencoba meneleponnya. Namun gak diangkat. Tak lama kemudian ia mendapatkan sebuah pesan dari rekannya itu.
<Han Gi Young> Maaf Joo hwejangnim, hari ini saya ada urusan mendadak yang harus saya selesaikan jadi terpaksa jadwal hari ini saya batalkan.