36. Luka Pembawa Kenangan Manis

567 46 17
                                    

Dan Tae kemudian berjalan menaiki tangga menuju kamarnya. Setelah beberapa menit akhirnya ia sampai dan masuk ke kamarnya. Dan Tae berhenti tepat di depan meja rias yang biasa ia gunakan berdua dengan istrinya.

Saat sedang melepaskan jam tangan, tiba-tiba ponselnya berdering tanda sebuah pesan masuk. Dan Tae meletakkan jam tangannya di meja lalu mengambil ponsel yang berada di saku jasnya. Kemudian ia membuka pesan tersebut dan membulatkan matanya.

<Uknown>

Kau tak pernah berubah ternyata, kau selalu hangat dan peduli kepada wanita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kau tak pernah berubah ternyata, kau selalu hangat dan peduli kepada wanita. Tapi sayangnya saat itu kehangatan dan kepedulianmu membuat satu-satunya wanita yang ku miliki pergi. Sekarang giliranmu untuk merasakan penderitaan yang ku rasakan Joo Dan Tae.

Dan Tae langsung meremas ponselnya. Sungguh ia tak habis pikir, mengapa sunbaenimnya itu terus menerornya seperti ini? Padahal menurutnya ia tak pernah melakukan kesalahan apapun kepada sunbaenimnya itu. Dan Tae menatap bayangan dirinya pada cermin,kemudian ia menggebrak meja rias tersebut.

"Sunbae.. sebenarnya apa yang kau inginkan?"

Dan Tae kembali membaca pesan yang ada di ponselnya.
"Wanita satu-satunya? Kau benar-benar gila sunbae...."

*sunbae/sunbaenim= senior*

Beberapa saat kemudian, Dan Tae mulai mengingat kejadian yang terjadi pada saat itu. Tak lama kemudian ingatan akan kejadian itu buyar karena ponselnya tiba-tiba berbunyi tanda panggilan masuk. Dan Tae melihat panggilan tersebut dan mengangkatnya.

"Ne, yeoboseyo?"

"Yeoboseyo Joo Hwejangnim, ini aku Gyu Jin~i ya," ucap Pengacara Lee dengan nada manja miliknya itu.

*Gyu Jin~i ya= ini Gyu Jin*

"Ne, Pengacara Lee, ada apa kau meneleponku?"

"Ah itu.. Aku hanya ingin mengingatkan bahwa nanti setelah jam makan malam ada rapat pemeliharaan gedung. Kau akan datang kan?"

Dan Tae mengerutkan dahinya sejenak, kemudian ia teringat bahwa memang nanti adalah jadwal rapat pemeliharaan gedung bulanan untuk Hera Palace.

"Ah.. aku hampir saja terlupa, terima kasih Gyu Jin ssi sudah mengingatkanku. Tentu aku akan datang."

"Hei kau ini, aku tahu kau orang yang sibuk dengan kantor dan kekuargamu, tapi kau tak boleh melewatkan pertemuan ini karena kaulah ketua Hera Palace ini."

"Hahaha.. iya.. kalau begitu sampai jumpa di ruang meeting lantai 35?"

"Geuraeyo, sampai jumpa nanti Joo Hwejang~"

"Ne.." Dan Tae menutup panggilan itu dan menghela nafas. Setelahnya ia membuka aplikasi pengirim pesan dan mengirimkan pesan kepada seseorang. Setelah itu ia meletakkan ponselnya di atas meja kecil dekat ranjangnya dan mengisi daya ponselnya.

PRECIOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang