27. Pernyataan Perang

505 31 25
                                    

Su Ryeon saat ini sedang duduk di ruangannya  memeriksa design produk yang sudah disiapkan oleh pegawainya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Su Ryeon saat ini sedang duduk di ruangannya memeriksa design produk yang sudah disiapkan oleh pegawainya. Sekretaris Lee berdiri disamping atasannya sambil memperhatikan berkas yang ada di meja.

"Saya suka design ini, trendy dan elegant. Dan juga tolong untuk pemilihan warna saya ingin yang memberi kesan fresh. Lalu untuk ini, kita bisa meminta vendor lama untuk memasok bahannya."

"Ne depyonim.." Sekretaris Lee mencatat semua yang dikatakan oleh atasannya.

"Ah, saya sudah melihat proposal yang diajukan tim produksi, ini ada yang saya koreksi beberapa, tolong suruh mereka untuk memperbaikinya telebih dahulu sebelum saya resmikan."menyerahkan sebuah map yang ada di mejanya.

"Ne, depyonim, apakah ada lagi yang ingin di tambahkan?"

"Tidak ada, ah ya, tolong kosongkan jadwal saya siang ini ya, karena saya harus pergi."

"Ne, depyonim. Kalau begitu saya permisi dulu."

"Ne.."
Sekretaris Lee membungkuk dan meninggalkan Su Ryeon di ruangan. Su Ryeon meraih ponselnya dan menekan beberapa nomor.

"Hye In~ah, bagaimana keadaanmu sayang?"

"Gwenchanayo."

"Ah, dahaengida.. kau sedang apa? Kau sudah makan?"

*dahaengida=syukurlah*

"Saya sudah makan. Sebentar lagi saya akan berlatih berjalan dengan suster."

"Ah benarkah? Semangat sayang, eomma yakin putriku pasti bisa. Ah ya, nanti eomma akan datang bersama appa dan adik-adikmu. Apa ada yang kau inginkan? Eomma akan membawakannya untukmu"

Hye In terdiam setelah mendengar kalau Seok Hoon dan Seok Kyung akan datang. Sebenarnya ia tak ingin mereka datang.

"Hye In~ah? Kau masih disana?" Tanya Su Ryeon karena tak mendengar jawaban.

"Anieyo.. eobseoyo.."

*eobseoyo= tidak ada*

"Baiklah kalau begitu. Semangat latihan sayang. Eomma mendukungmu. Fighting!"
Hye In menutup panggilannya. Su Ryeon tersenyum setelah menelepon putrinya itu. Kemudian ia melanjutkan kembali pekerjaannya.
.
.
.
.

 Kemudian ia melanjutkan kembali pekerjaannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PRECIOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang