45. Target Baru

236 26 10
                                    


Sinar mentari pagi mulai menyinari ibukota Korea Selatan. Orang-orang kini tengah bersiap untuk memulai hari seperti biasanya, termasuk keluarga kaya yang tinggal di puncak Hera Palace. Pintu kamar mandi terbuka diikuti embun air hangat yang menyembul keluar, Su Ryeon yang anggun berjalan keluar sambil menggosok rambut indahnya dengan handuk putih yang ada di tangannya. Dari arah berlawanan Dan Tae tersenyum dan menyapa istri cantiknya itu.

"Selamat pagi istriku yang cantik," ucapnya mengecup kening istrinya dengan penuh cinta.

"Selamat pagi yeobo, ayo cepat mandi."

"Ne sayang, aku mandi dulu ya." Dan Tae kemudian berjalan meninggalkan istrinya dan memulai rutinitas paginya di kamar mandi. Su Ryeon duduk di depan meja rias kebanggaannya sembari mulai menyalakan pengering rambut. Samar-samar terdengar suara ponsel milik Dan Tae yang berada di meja kecil samping ranjang mereka.

"Siapa yang menelepon suamiku pagi-pagi? Jangan-jangan itu panggilan penting dari kantor?" Su Ryeon beranjak dari tempat duduknya menuju tempat dimana ponsel Dan Tae berada. Saat ia melihat nama penelepon di layer ponsel Dan Tae, ia mengerutkan dahinya.

<Ibu Penjual Yogurt> is calling..

"Ibu penjual yogurt?" Su Ryeon masih tenggelam dalam pikirannya hingga ponsel itu pun berhenti berdering. Tak lama kemudian muncul sebuah pesan, Su Ryeon membaca pesan itu via notifikasi ponsel dan kembali membuatnya terdiam.

<Ibu Penjual Yogurt>

Tolong hubungi aku kembali. Penting.

"Sepenting apa menelepon suami orang pagi-pagi..." gumam Su Ryeon dalam hatinya. Disaat yang bersamaan, Dan Tae keluar dengan setelan yang sudah lengkap. Ia mendapati istrinya berdiri di tepi ranjang dengan masih mengenakan bathrobe.

"Yeobo mwohae? Kenapa kamu tidak berganti baju?"

Mendengar suara suaminya itu Su Ryeon sedikit terkejut kemudian langsung melangkahkan kakinya untuk menghampiri suaminya.

"Ani, aku hanya mengambil karetku yang tertinggal."

Dan Tae hanya mengangguk mendengarkan alasan istrinya itu. "Baiklah, aku akan turun dan melihat apakah anak-anak sudah selesai bersiap." Dan Tae meraih ponselnya kemudian meninggalkan kamar.

Su Ryeon memandangi punggung suaminya dengan perasaan yang sedikit curiga. Dengan cepat ia menggelengkan kepalanya dan mengatakan kepada dirinya sendiri itu hanya perasaannya saja. Tidak mungkin suami yang sangat mencintainya itu mengkhianatinya. Setelah berperang dengan pikirannya sendiri, ia kemudian bersiap dan turun menyiapkan sarapan untuk keluarga kecilnya.

"Eomma morniing~" Sapa Seok Kyung dari arah meja makan saat Su Ryeon berjalan menuju dapur.

"Morning sayang. Wah anak-anak eomma tumben sekali kalian udah ada di meja makan?" Ucapnya sambil mengikatkan tali celemek dipinggangnya.

"Ne, eomma. Ini kan hari pertama ujian, kita tidak mau terlambat ke sekolah." Seok Hoon menimpali Su Ryeon dengan senyum manis sambil memegang buku miliknya.

"Oh, iya. Appa mana? Perasaan tadi appa turun lebih dulu daripada eomma."

"Oh, appa sedang berada di ruang kerjanya eomma. Sepertinya sedang menerima panggilan penting." Jelas Seok Kyung sambil mengarahkan pandangannya ke ruang kerja Dan Tae yang kemudian diikuti oleh Su Ryeon.

Wanita cantik itu kembali tertegun dan pikiran-pikiran negatif terhadap suaminya itu kembali muncul. Ia curiga bahwa suaminya itu bermain di belakangnya. Kembali ia meyakinkan hatinya untuk tetap mempercayai sang suami.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PRECIOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang