Sider= Silent Readers (pembaca yang tidak komen dan vote)
Jangan lupa masukin cerita ini ke perpus dan list reading mu ya.
Baca cerita ini sampai akhir dulu, jangan langsung di ambil kesimpulannya ya.
⚠️Cerita ini cerita fiksi ya, jangan bawa-bawa ke realita. Cukup ambil sisi positifnya, buang negatifnya. Ingat, alur yang ada di cerita fiksi gak sama dengan realita. So... gak usah halu. Jadilah pembaca yang bijak⚠️
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
☆｡ﾟ｡☆
Drttt... Drttt...
Ponsel seorang gadis berbunyi, menandakan ada panggilan masuk di sana. Gadis itu pun segera mengambil ponselnya yang berada di atas meja. Dia melihat nomor mamanya yang tertera di layar ponsel. Dengan segera, gadis itu mengangkatnya.
"Assalamualaikum Ma, ada apa?" tanya gadis tersebut.
"Waalaikumsalam.Nitha kamu nanti pulang sekolah nggak ada acara apa-apa kan?"
"Nggak ada kok Ma, emang kenapa?"
"Bagus deh kalau gitu... ada yang mau Kakek omongin ke kamu."
"Loh Kakek ke rumah?"
"Iya."
Gadis itu mengangguk mengerti. "Emang ngomongin apa Ma?"
"Udah kamu nggak perlu banyak tanya... Mama tutup telponnya ya... dah. Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Tuttt...
"Mama kamu Nit?" tanya salah satu temannya yang berada di sampingnya.
Gadis itu pun menoleh ke arah temannya. "Iya Din," balas gadis tersebut.
Anitha Yulio adalah nama gadis tersebut. Dia sering kali dipanggil dengan nama Nitha. Gadis cantik berkerudung yang memiliki otak cerdas. Sikapnya yang bijak mampu membuat semua orang menjadi terkagum-kagum.
Dina Refeno, teman Nitha yang duduk di sebelah gadis itu. Seorang gadis berkerudung yang memiliki sifat ceroboh. Dan karena sifatnya itu teman-temannya jadi jengkel sendiri. Bagaimana tidak? Pernah nih ada kejadian Dina lupa menaruh ponselnya di mana. Alhasil dia dan teman-temannya harus mencari keberadaan ponselnya tersebut. Berjam-berjam mereka lalui hanya untuk mencari keberadaan ponsel Dina. Namun ternyata ponselnya berada di dalam saku bajunya sendiri. Menjengkelkan memang.
