33. SATU LANGKAH LAGI

900 80 1
                                    

Assalamualaikum

Jangan sider saya capek nulisnya

Vote+follow. Masukin juga cerita ini ke reading list kamu

 Masukin juga cerita ini ke reading list kamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Uhuk... uhuk...

"Lah, kenapa lo Rang?" tanya Eka spontan saat melihat Rangga terbatuk-batuk selepas meminum es teh.

"Udah tau keselek," sahut Erland.

Rangga berusaha menormalkan batuknya. Tenggorokannya benar-benar terasa tercekat saat ini. Bahkan, setitik es teh itu keluar dari hidungnya. Dengan cepat, cowok itu mengusap hidungnya menggunakan tisu.

Eka menepuk-nepuk punggung Rangga-berusaha menolong untuk menormalkan batuknya.

"Gak ada angin, gak ada gledek, tiba-tiba lo keselek gini, ada pikiran?" tanya Erland.

"Gak tau, tiba-tiba perasaan gue aja yang gak enak," jawab Rangga.

"Positif thinking aja, jangan terlalu dibawa pikiran. Tapi tetep waspada," saran Azka.

Rangga mengangguk.

"Gue ke toilet dulu ya," pamit Eka kepada ketiga teman-temannya.

☆。゚。☆

Jam lima sore, seperti biasa Nitha akan menyiapkan makan malam untuk mereka berdua. Sedangkan Rangga yang biasanya suka merecoki Nitha di dapur, sekarang pergi ke kolam renang belakang rumah mereka dan tiduran dipinggirnya. Entahlah, sejak tadi hatinya merasa tidak tenang. Meskipun dia berusaha berpikir positif sesuai arahan dari Azka.

"Kenapa ya? Sejak tadi pikiran sama hati gue gak tenang gini?" tanya Rangga pada dirinya sendiri sambil menerawang ke arah langit yang mulai menunjukkan semburat jingganya.

"Emangnya besok ada ulangan dadakan?" Rangga bergumam. "Atau ada suntikkan massal?"

Rangga berdecak. "Makin ngelantur nih gue," ucapnya.

Rangga kembali berdecak sambil membuang napas kasar. Secara tiba-tiba moodnya benar-benar hilang.

"Angga! Mau dibuatin kopi atau teh nggak?" tanya Nitha dari dalam dapur. Kebetulan dapur dan taman belakang tidak terlalu jauh.

"Nggak usah," jawab Rangga.

"Oke!"

Rangga mencoba kembali berpikir positif.

"Apa iya besok ada ulangan dadakan? Bisa jadi, secara gue udah kelas dua belas. Emang besok pelajarannya apa sih? Bahasa Inggris, Olahraga, Matematika... sama apaan ya?" tanya Rangga.

ANITHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang