32. EGOIS

1K 84 23
                                    

Assalamualaikum

Jangan lupa vote dan komennya ya

Keesokan harinya, Rangga dan Nitha memutuskan untuk pergi ke restoran baru mereka yang diberi oleh Keluarga Refeno

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keesokan harinya, Rangga dan Nitha memutuskan untuk pergi ke restoran baru mereka yang diberi oleh Keluarga Refeno.

Dulu Rangga pernah ke sini, jadi dia tau arah jalannya.

"Kamu udah pernah ke sini?" tanya Rangga kepada Nitha.

"Pernah, dulu waktu masih SMP diajak ke sini sama Mama dan Papa," ucap Nitha.

"Oh ya?"

Nitha mengangguk.

"Ayo masuk!" Rangga mengenggam jemari Nitha lalu mengajak gadisnya masuk.

Restoran ini ramai. Para pengunjung terlihat menikmati sajian di restoran ini. Nitha memang tak heran, dulu saat dia datang ke sini makanannya sangat enak. Meskipun menunya sederhana.

"Waktu aku ke sini, makanannya ma syaa Allah enak banget," puji Nitha.

Rangga mengangguk. "Resep restoran ini, dari almarhum Nenek, resep beliau selalu enak. Meskipun aku belum pernah lihat Nenek." Rangga menghela napas, dia sedih karena belum bisa melihat wajah neneknya. Beliau meninggal saat melahirkan anak bungsunya. "Dulu beliau pernah bermimpi ingin mendirikan restoran. Namun... takdir berkata lain, Nenek gak bisa mewujudkan impiannya itu. Tapi, keturunannya akhirnya membangun restoran ini dengan resep dari Nenek. Mangkanya Keluarga Refeno gak mau sampai restoran ini bangkrut, apalagi sampai gak diurus, jadinya di kasih aku," jelas Rangga.

Nitha menepuk bahu Rangga pelan. "In syaa Allah nenek kamu udah bahagia di sana," ucap Nitha.

Rangga tersenyum mendengarnya. "Aamiin," ujarnya.

Rangga dan Nitha masuk ke dalam ruang CEO restoran ini. Mereka di sapa ramah oleh Pak Harto dan Pak Deni—kedua anak buah Rizal yang membantu Rangga untuk mengurusi restoran ini selama ujian.

"Selamat pagi Pak Rangga, dan... Ibu Nitha," ucap Pak Harto.

Pak Harto dan Pak Deni memang sudah mengetahui tentang perjodohan Rangga dan Nitha.

"Jangan panggil saya pak. Saya masih muda, seharusnya saya yang panggil kalian dengan sebutan pak," ucap Rangga.

"Jangan panggil saya ibu, panggil saya Nitha," ujar Nitha.

"Em... anu, kami merasa tidak sopan," ungkap Pak Deni.

"Gak apa-apa, bawa santai saja," sahut Rangga.

Pak Harto tersenyum canggung. "Mari silahkan duduk."

Rangga dan Nitha duduk bersebelahan.

"Emm... Pak Rang—maksud saya... Rangga... Anda pasti sudah tau, bahwa kami adalah suruhan Pak Rizal untuk membantu kalian berdua mengurus restoran ini," ujar Pak Deni.

ANITHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang