EXTRA PART 5

686 40 3
                                    

Vote+komen

Zay menatap Devan dengan pandangan memohon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zay menatap Devan dengan pandangan memohon. "Chay suka banget sama kue coklat. Bantuin gue bikinnya ya. Plisss ini satu-satunya cara biar bisa bujuk Chay yang lagi marah. Gue gak mau dia benci sama gue."

Devan menjauhkan wajah Zay yang terlalu dekat dengannya. "Ya itu kan derita lo ngapain gue ikut-ikut?"

Zay berdecak. "Gue mohon Dev. Barangsiapa yang suka menolong orang lain dia mendapat pahala."

Devan berdecak. Sebenarnya ia rada malas juga. Namun demi temannya ini, tak apalah. "Oke. Ntar biar Umi yang bantu."

"Asikkk!!!" Seru Zay.

"Ayo!" ajak Devan.

Zay dan Devan pun memasuki rumah cowok itu. Setelah berbicara kepada Diva—uminya Devan, mereka mulai bersiap-siap.

"Nah Zay, kebetulan mixer nya Tante lagi rusak. Jadi kamu aduk adonan ini sampai fluffy ya," ujar Diva.

Zay menerimanya dengan senyuman kecut. Ia tau berapa lelahnya mengaduk adonan sampai mengental dan lembut. Meskipun tak pernah ia praktekan sendiri.

Oke, demi baikan sama Chay gue rela ngelakuin apapun! Batin Zay dalam hati dengan semangat yang membara.

"Nah Devan, kamu bikin topping-nya ya, supaya lebih menarik dan enak," ujar Diva.

"Oke!" sahut Zay sambil mengacungkan jempolnya.

"Zay kalau kelelahan mengaduk bisa gantian sama Devan," ucap Diva.

"Waktu dioven jangan terlalu panas ya suhunya."

Semangat Zay lo pasti bisa. Gue yakin Chay bakalan suka!

Zay terus mengaduk adonan itu sampai kental dan lembut, sambil memberi semangat kepada dirinya.

Zay meletakkan baskom berisi adonan yang sudah jadi ke atas meja. Cowok itu mengusap peluh di keringatnya. "Capek banget Dev!"

Devan langsung mengambil adonan tersebut. Dia meletakkannya di cetakan kemudian memasukkannya ke dalam oven.

"Ini dioven berapa lama Dev?" tanya Zay.

"Kata Umi sih, kurang lebih lima belas menit," ucap Devan.

"Duhh gue gak sabar pengen kasih kejutan ke Chay." Zay mengusap peluh di dahinya. Hal itu membuat wajah Zay dipenuhi tepung yang masih berada di tangannya.

☆。゚。☆

"Chay!" panggil Rangga.

"Ya Pa? Ada apa?" tanya Chay yang masih dalam posisi tengkurapnya di kamar.

"Sini turun bentar!" ucap Rangga sambil berteriak karena posisinya berada di bawah sedangkan Chay di atas.

"Kenapa Pa? Ada apa?" tanya Chay.

ANITHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang