3. PERSIAPAN

2.4K 296 24
                                    

Assalamualaikum

Jangan lupa vote dan komen

Jangan jadi sider (silent readers=pembaca yang tidak komen dan vote!

"Nitha!"

Panggilan itu membuat Nitha yang sedang melamun terkejut. Gadis itu pun menoleh menuju asal suara. "Kenapa Din?" sahut Nitha saat Dina memanggilnya.

Dina berjalan ke arah Nitha sembari menenteng tasnya. Dia baru saja datang ke sekolah. "Kok duduk sendirian aja di koridor?" tanyanya sembari duduk di sebelah Nitha.

"Aku pengen cari udara segar," jawab Nitha.

Dina mengangguk. "Oh ya ngomong-ngomong aku udah denger tentang perjodohan kamu sama Rangga. Gila sih, nggak nyangka banget kita bakal jadi saudara!" pekik Dina.

Nitha lantas menutup mulut sahabatnya itu. "Jangan keras-keras nanti kalau ada yang denger gimana?" ucap Nitha.

Dina menyingkirkan tangan Nitha dari mulutnya. "Ya nggak apa-apa kali, kenapa emang?" balas Dina.

"Bukan apa-apa sih, aku cuman malu aja," jawab Nitha.

"Dih pakek malu segala," goda Dina sambil menyenggol lengan Nitha. Sedangkan Nitha sudah memberikan tatapan elangnya kepada Dina.

"Ya ampun natapnya jangan gitu dong Nit," kata Dina. Namun Nitha hanya menghela napas.

"Aku mau masuk kelas aja deh," ucap Nitha lalu beranjak berdiri.

Dina pun ikut berdiri. "Tunggu Nit," ucap Dina.

Nitha hendak berjalan memasuki kelasnya, namun tiba-tiba saja seorang lelaki mencegahnya.

"Hai Nitha," sapa cowok tersebut.

"Kenapa?" balas Nitha.

"M-mau nggak ja-jadi pacar gue," tembak cowok itu.

Nitha menghela napas kasar. "Maaf, tapi aku sedang menjaga hati," ucap Nitha tanpa memandang lelaki yang berada di hadapannya.

Andika Pratama-cowok yang mengajak Nitha mengernyitkan dahinya. "Buat siapa?"

"Buat seseorang yang akan bersanding denganku seumur hidup," balas Nitha. "Lagi pula, menjalankan hubungan yang dilaknat Allah, adalah dosa besar," ucap Nitha. Gadis itu pun langsung melewati Andika yang sedang mematung begitu saja.

"Nit tunggu!" ujar Dina kemudian gadis itu berlari untuk menyusul Nitha.

Andika menoleh kesal kepada Awan—temannya yang sekarang sudah tertawa dengan kejadian barusan.

"Dare lo gak lucu tahu nggak? Udah tahu Nitha itu anaknya alim. Lo masih... aja kasih dare begituan," ucap Andika kesal.

"Salah siapa pilih dare," balas Awan di sela-sela tawanya.

☆。゚。☆

Rangga mengetuk-ketuk jemarinya di atas meja. Pikirannya saat ini melayang kepada pernikahannya yang akan diadakan lusa. Tanggung jawab itu akan ia pikul di masa mudanya.

Rangga menghela napas. Saat ini lebih baik dia tak memikirkan hal tersebut, atau pelajaran Bahasa Inggris yang Bu Gisha terangkan tak masuk dalam otaknya.

"Ok students, do you understand students?" tanya Bu Gisha.

"Yes, i understand ma'am!" sahut seisi kelas.

ANITHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang