19. PENGAKUAN

1.4K 120 80
                                    

Assalamualaikum

Makasih banget yang udah vote cerita ini.

Yang belum vote ayo di vote!

Mulmetnya mewakili sekali ya bun.

"Aku mau bilang sesuatu," ujar Nitha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku mau bilang sesuatu," ujar Nitha.

"Apa?" tanya Rangga.

Nitha memegang jantungnya yang berdegup dengan kencang. "A-aku...." Nitha menarik napas lalu menghembuskannya perlahan. "Aku cinta sama kamu... ka-karena Allah"

Rangga diam, dia tak berekspresi apapun. Sedangkan Nitha, gadis itu sudah menutup rapat wajahnya dengan kedua telapak tangan.

"Bilang apa tadi?" tanya Rangga, ingin mendengar pengakuan Nitha sekali lagi.

"A-aku... c-cinta kamu... R-Rangga Refeno," jawab Nitha.

Rangga tersenyum menampilkan deretan gigi rapinya. "Kenapa malu-malu?"

"Y-ya... malu," sahut Nitha.

Rangga menurunkan tangan Nitha dari wajah gadis itu. Agak memaksa, karena Nitha sangat kuat menutupi wajahnya. Setelah berhasil, Rangga menarik dagu Nitha untuk menatap matanya. "Aku juga mau bilang sesuatu," ucap Rangga.

"Apa?"

"Ana uhibbuki fillah too, Anitha Yulio."

☆。゚。☆

Malam ini, Rio dan Isya memutuskan untuk pergi ke diskotik untuk merayakan keberhasilan mereka menjebak Nitha. Kali ini tidak ke diskotik sebelumnya, melainkan ke diskotik lain. Isya tak ingin pergi ke sana sebab tak ada minuman kesukaannya.

Isya meneguk minuman Bourbon 1 botol sampai habis. Sudah lama juga dia tak meneguk minuman ini. Sedangkan Rio, seperti biasa cowok itu meneguk minuman Bir saja.

Sambil menikmati dentuman musik, Isya memejamkan matanya. Efek dari minuman membuatnya berhalusinasi. Dia melihat dalam mimpinya hidup bahagia dengan Rangga.

Suara nyaring yang terdengar tepat di telinganya membuat halusinasinya bubar seketika. Isya menoleh—mendapati Rio tengah membentur-benturkan kedua kaleng Bir tepat di telinganya.

"Ngapa lo senyum-senyum sendiri? Lagi halu?" tanya Rio.

"Ganggu lo!" sahut Isya. Suaranya seperti orang mabuk.

Rio berdecak. "Halu teros," sindirnya.

"Diem, dasar!" ucap Isya sambil menyambar 1 botol bourbon lagi.

Rio menyenderkan tubuhnya di sofa. Lalu mulai memejamkan matanya sebentar.

☆。゚。☆

ANITHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang