10. HILANGNYA CINCIN

1.8K 193 30
                                    

Votemennya yuu, gak nerima sider!

Hari ini seperti biasa, Nitha dan Rangga selalu berangkat pagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini seperti biasa, Nitha dan Rangga selalu berangkat pagi. Kebiasaan itu membuat mereka tak pernah terlambat. Koridor sekolah sudah ramai dengan siswa-siswi yang berlalu lalang. Itu sudah biasa ketika tahun pembelajaran baru dimulai. Alasannya simpel, agar mereka bisa menduduki tempat favoritnya supaya tidak kedahuluan oleh yang lain.

"Aku masuk kelas dulu ya," pamit Nitha kepada Rangga.

"Belajar yang rajin ya Ita," pesan Rangga sambil mengusap puncak kepala Nitha yang terbalut kerudung secara pelan.

"Kamu juga Angga," balas Nitha.

"Ekhem... permisi jomlo mau lewat," ucap Dina melewati Nitha dan Rangga.

"Kalau mau mesra-mesraan di rumah saja ya, hormati kami, para kaum jomlo. Terima kasih!" tambah Fina.

"Kalian ngapain sih," ucap Nitha terkekeh.

Dina menarik tangan Nitha untuk masuk ke dalam kelas. "Nitha mau sekolah dulu bay!" ucapnya kepada Rangga.

"Pelan-pelan dong, jangan tarik-tarik," protes Nitha.

Nitha menatap ke arah Rangga lalu melambaikan tangannya. Rangga pun langsung membalas lambaian tangan tersebut, sebelum akhirnya cowok itu berjalan untuk masuk ke kelas barunya, XII Bahasa 1 bersama dengan Azka. Untuk Eka dan Erland masuk ke kelas XII Bahasa 2. Tadi waktu membaca pengumuman di mading, Rangga sempat melihat nama Eka dan Erland.

XII IPS 1 adalah kelas baru Nitha. Dia duduk di bangku tengah nomor 2 yang kebetulan masih kosong. Di kelas sudah ada beberapa siswa yang datang. "Kita sekelas lagi ya," ucap Nitha sambil menaruh ranselnya di laci meja.

"Alhamdulillah sih, kalau aku gak ada kalian berdua rasanya kesepian. Mana aku gak terlalu kenal semua anak IPS lagi," kata Dina sambil duduk di sebelah Nitha.

Fina duduk di bangku belakang Nitha dan Dina. "Oh ya, denger-denger anak Kakaknya Rangga udah lahir ya? Gimana kabarnya?" tanya Fina.

"Alhamdulillah udah. Ibu sama anaknya sehat," jawab Nitha.

"Sebenarnya aku pengen jenguk, tapi takut gak sempet. Mana uangku udah mau kepakai semua, gak enak kalau ke sana gak bawa apa-apa," ujar Fina.

"Gak apa-apa kok Fin, entar kalau sempet kamu bisa ke sana kok. Urusan buah tangan mah gampang, gak usah mahal-mahal yang penting ikhlas," kata Dina.

Nitha menangguk—menyetujui perkataan Dina. "Oh ya Din, ngomong-ngomong siapa nama anaknya? Aku belum tahu," tanya Nitha.

"Mazhew Adrian Refeno. Panggilannya Mazhew," jawab Dina.

"Bagus namanya," ucap Nitha dan Fina hampir bebararengan.

☆。゚。☆

Lapangan basker SMA Abinegara sedang dipenuhi oleh murid-murid dari XII Bahasa 1 dan XII Bahasa 2—yang kebetulan jadwal olahraga mereka sama.

ANITHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang