37. DILEMA

851 80 12
                                    

Assalamualaikum

Vote+komen+tambahin cerita ini ke reading list kamu✨✨✨

Jangan sider. Capek mikirin alur.

Jangan salahkan saya ya. Salahkan Arsya

Setelah membelikan buah titipan ibunya, Andika memutuskan untuk pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah membelikan buah titipan ibunya, Andika memutuskan untuk pulang. Saat ini, ibunya sedang sakit, jadi Andika harus benar-benar telaten menjaga ibunya.

Karena jalanan yang macet, Andika harus melewati jalan yang lain agar lebih cepat sampai di rumahnya. Andika memilih jalan yang sepi dan terpencil. Jalanan ini, membuat Andika sedikit bergidik ngeri meskipun hari masih terang benderang. Dia tak bisa membayangkan jika lewat jalur sini malam-malam.

Di depan gedung tua yang sudah tak terawat, Andika melihat sebuah mobil hitam terparkir rapi di sana. Karena Andika sangat kepo apa yang terjadi—sebab tak ada yang pernah berada di gedung itu—dia turun dari atas motornya sambil membawa buah yang tadi dia beli, takut jika tiba-tiba hilang.

"Mobil sape nih?" Andika menolehkan kepalanya ke sembarang arah—barangkali ada orang yang merupakan pemilik mobil.

"Gak ada orangnya. Apa mobil ini terbengkalai? Ah gak mungkin, masih kinclong juga," ujar Andika sambil melihat ke dalam mobil.

"Mungkin orangnya ada di dalam." Andika menunjuk ke arah gedung tua itu.

Perlahan, langkahnya membawa ke arah gedung tua tersebut.

"Tapi lo!!!!!!!! LO UDAH NGEREBUT RANGGA GUE! GUE BENCI SAMA LO!"

Andika mengusap dadanya yang kaget karena suara tersebut. "Duh, telinga gue," desisnya.

"Arsya, sekeras apapun kamu mengejar, kalau dia tidak ditakdirkan untuk kamu, maka dia akan pergi. Lagipula, aku juga gak tau soal semua ini."

"Rangga? Arsya? Apaan sih, gak paham gue," ujar Andika.

"Bagi gue, yang bersalah itu tetep lo Anitha!"

"Anitha? Nitha?" Andika melongok untuk melihat jelas kejadian itu.

Dia membulatkan matanya melihat Nitha yang diikat di tiang. Di depan gadis itu ada gadis yang Andika kenali. Isya. Tapi kenapa Nitha menyebut Arya pada gadis itu?

"Masih pagi juga, masa iya gue overthinking," ujar Andika.

"Gue harus selametin Nitha. Kasihan dia kek gitu, Rangga pasti lagi nyari dia," ujarnya.

Melihat Isya yang sudah menghilang dari hadapan Nitha, Andika segera masuk ke dalam yang membuat Nitha terkejut.

"Gue mau nyelametin lo." Andika berusaha membuka tali yang mengikat pergelangan Nitha.

ANITHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang