58 : Pure Flawless, Love Endlessly

5.1K 443 62
                                    

Sekarang ini, Jennie tidak tahu harus merasa senang atau merasa sedih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekarang ini, Jennie tidak tahu harus merasa senang atau merasa sedih. Jennie memang menginginkan Arvi hidup, tetapi tidak dengan cara mengorbankan nyawa Jongin. Biarpun Jongin ikhlas melakukannya, namun tetap saja ini berat untuk Jennie terima.

Duduk bersimpuh dimakam Jongin, Jennie memegangi batu nisannya dengan mata berair. Sejak kemarin, hal yang tidak pernah berhenti Jennie lakukan adalah menangisi kepergian lelaki itu. Yang Jongin tahu, Jennie tidak mencintainya. Tetapi sesungguhnya, Jongin memiliki tempat tersendiri di hati Jennie, yang mana tempat itu tidak akan bisa tergeser oleh Arvi sekalipun.

"It's been seven days since you died, Jongin. Every time I remember you, I will always end up crying." Jennie menyeka air matanya, lalu ia memandangi nama Jongin yang terukir dibatu nisan.

"Kenapa? Kenapa harus kau?" tanya Jennie sembari menunduk tak kuasa menahan tangis. "Kau memintaku untuk bahagia selalu. Tetapi dengan seperti ini, semuanya terasa begitu berat bagiku."

Yuju yang saat itu datang menemani Jennie jadi ikut terbawa suasana. Awalnya, Yuju memang tidak terlalu menyukai Jennie karena Jennie kembali kepada luka yang susah payah Jongin obati. Tetapi semakin kesini, Yuju semakin mengerti. Bahwa, Jennie pun tidak menginginkan akhir yang seperti ini.

Lagipula, Yuju tidak bisa menyalahkan Jennie terus. Terlepas dari keputusan Jennie yang memilih Arvi, Jongin tetaplah orang yang mengambil peran besar untuk hidupnya sendiri.

Tujuh hari yang lalu, ketika Yuju mengetahui keinginan gila Jongin yang mau mendonorkan jantungnya, Yuju langsung tidak menyetujuinya. Yuju berpikir bahwa, "Kau masih bisa sembuh dari penyakit ini, Jongin. Tetapi kenapa kau malah menyia-nyiakan kesempatan seperti ini?"

Dan saat itu Jongin menjawab, "Siapa yang akan menjamin umurku tetap panjang? Jika Arvi mati, lalu aku tidak bisa sembuh, lalu siapa yang akan menjaga Jennie? Aku bukan orang yang tidak memahami penyakit yang aku derita. 98% persen orang yang mengidap kanker ini akan berakhir meninggal dunia. Apa kau pikir, aku tidak mengetahui hal itu? Kau dan ibu hanya sedang mencoba menunda waktu kematianku."

Yuju memang tidak pernah bisa mengerti dengan jalan pikiran Jongin. Apa yang dikatakannya memang benar, tetapi keinginannya yang satu itu tidak bisa Yuju benarkan.

"Apa kau tahu mengapa dia rela mendonorkan jantungnya untuk suamimu?" Yuju berjongkok di samping Jennie sembari menaburkan bunga diatas makam Jongin.

"Tidak." jawab Jennie pelan.

Yuju tersenyum sekilas. "Mau aku beritahu apa yang dia katakan saat akan masuk ke ruang operasi?"

Dengan lemah, Jennie mengangguk.

"Paru-paru ku boleh berhenti. Tetapi jantungku harus tetap berdetak. Aku tahu ragaku tidak akan bisa menjadi teman hidupnya. Tapi paling tidak, jantungku bisa menemaninya dalam wujud lelaki yang memang dia cintai."

YOU KILLING ME SOFTLY ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang