47 : In The Middle Of The Night

3.3K 477 87
                                    

Masih dimalam yang sama, Jennie tampak berbaring di lengan Arvi sambil memeluknya dengan penuh kasih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masih dimalam yang sama, Jennie tampak berbaring di lengan Arvi sambil memeluknya dengan penuh kasih. Saat itu hari sudah hampir menunjukkan pukul satu pagi.

"Tidak mengantuk?" Lirih Arvi.

"Tidak. Aku tidak bisa tidur."

"Mau aku tiduri?"

Jennie langsung mendongakkan kepalanya menatap Arvi. "Tiduri? Seperti ada yang salah dengan kata-kata mu." Celutuk Jennie.

Arvi pun tertawa, "Maksudku, mau aku tidurkan?"

Jennie kembali menenggelamkan wajahnya di dada Arvi, "Bagaimana caranya?"

"Aku akan bernyanyi."

"Ah... Aku tidak ingin mendengarnya."

"Kalau begitu, aku akan membaca puisi." Sahut Arvi lagi.

"Terlalu membosankan."

"Haruskah aku menari?"

"Ditengah malam begini? Setidaknya kasihanlah pada tali infusmu, Arvi. You need to rest."

Arvi menghela napas panjang. "Jika aku tidak boleh melakukan apapun, lalu bagaimana sayangku ini akan tidur? Kau tidak boleh begadang. Waktu tidurmu harus cukup delapan jam. Aku tidak ingin melihatmu terbangun dengan mata panda. Jika seperti ini terus, bagaimana jika nanti cantikmu hilang? Aku tidak ingin melihat pipi chubby ini, tirus ya. Tolong ingat baik-baik!" Omel Arvi sambil mencubit pelan pipi Jennie.

Jennie langsung tertawa. Sekarang ia sudah merasakan bahwa ia benar-benar telah dicintai. "Apa aku boleh bertanya?"

"Tentu saja."

"Tell me, which part of my body do you love the most?" Tanya Jennie.

"Jika aku mengatakannya, jangan bilang aku tamak, okay? Aku suka semuanya. I love your lips, when you smile. I love your eyes, when you look at me. I love your hands, when you touch my body. Singkatnya... segala tentangmu, aku cinta." Jelas Arvi tersenyum.

"Ah... Ada satu lagi yang sangat penting. Hidung mungil dan chubby cheeks ini, aku juga sangat menyukainya. Mereka terlihat menggemaskan." Sambung Arvi sambil membenamkan telunjuknya di pipi tembam Jennie.

"Aku sangat berterimakasih karena kau telah mewarisi hal-hal yang aku sukai pada putri kita. Did I tell you that Aera looks exactly like you as a child? She is so beautiful, sweet and adorable. Aku senang sekali bisa mempunyai dua Jennie." Jelas Arvi tersenyum lebar.

YOU KILLING ME SOFTLY ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang