46 : My Choice Fell On You

3.3K 466 55
                                    

Jennie bukannya jahat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jennie bukannya jahat. Jennie tahu benar bahwa Jongin cukup layak untuk menerima cinta darinya. Tetapi kembali lagi, kepingan hati itu cuman ada dua. Jennie tak bisa membaginya menjadi tiga.

Melirik ke arah Jongin yang terdiam fokus menyetir mobil, membuat Jennie dilanda rasa bersalah. Di satu sisi, ia ingin membahagiakan Jongin. Tapi disisi lain, ia masih terikat kuat dengan Arvi.

"Kau pantas mendapatkan wanita yang lebih baik dariku, Kim Jongin." Lirih Jennie sembari menunduk memperhatikan jemarinya.

Jongin tersenyum miris, "But other girls can't make me drive crazy, like you do. Apa kau tahu hal yang paling tidak bisa aku lakukan didunia ini?"

Jennie menggeleng pelan.

"Berpaling darimu." Gumam Jongin. "Aku tidak mengerti mengapa takdir bisa sebercanda ini. Apa yang tidak bisa aku miliki, itulah yang paling membuatku jatuh hati. Aku pernah mencoba mencari wanita lain, tetapi kemudian aku berpikir bahwa aku takkan bisa hidup bersama seseorang yang tidak aku cintai. —— Now, it doesn't matter if I live with my unrequited love. Dari awal cintaku memang tak pernah terbalaskan. Jadi, realita itu sudah menamparku hingga aku tersadar bahwa kita memang tidak bisa sejalan."

Jennie menatap Jongin cukup dalam, "I'm so sorry." Ucapnya sembari menyentuh tangan Jongin.

"Kau tidak memiliki kekurangan apapun hingga aku memutuskan untuk menolakmu. Kau sangat baik sampai aku bingung bagaimana cara membalas kebaikanmu. Dan kau jauh lebih mengerti bagaimana sulitnya berpaling dari orang yang kau cintai. Aku ikut merasakan hal itu sekarang ini. Terlepas perihal perasaanku pada Arvi, ada fakta yang lebih gila yang belum kau ketahui."

Mengambil jeda beberapa detik, Jennie pun menghela napas panjang, "Aku masih menjadi istrinya secara hukum. Me and him didn't get divorced like we thought so far."

Jongin langsung tertegun. Lalu ia menatap Jennie sekilas. "Jadi, karna itu kau menolakku?"

Jennie mengangguk. "Itu alasan terbesarku."

"Mungkin takdirmu memang bukan bersamaku." Lirih Jongin. "Tak perduli sekeras apa aku mencoba, kau akan berakhir bersamanya lagi dan bersamanya lagi. Aku tak berhak ikut campur dalam keputusan yang kau ambil. Tapi pesanku cuman satu, Jennie." Jongin pun menghentikan mobilnya di depan rumah sakit.

"Jangan sampai kau tersakiti lagi." Sambungnya kemudian.

"Jika hal yang sama menimpamu lagi, tolong singkirkan pikiranmu untuk kembali kepadanya. Even though you don't look at me, I'm still in the same place with a bigger love. Disini masih ada lelaki yang bersedia kau jadikan sebagai pelarian sakitmu. Singgah lah, jika ingin singgah lagi."

°°°

Jennie memasuki ruangan Arvi sembari menanggalkan sepatu high heels nya. Ia tampak datang berlinang air mata karena ia masih terngiang-ngiang dengan ucapan Jongin lima menit yang lalu.

YOU KILLING ME SOFTLY ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang