"Apa kau sudah mempersiapkan semuanya?"
"Sudah, tuan."
"Bagaimana dengan cincin dan bunga yang aku pesan?"
"Aku sudah membelinya, tuan. Aku akan menitipkan cincin dan bunga itu kepada manajer restauran. Kau bisa mengambilnya saat nanti kau datang bersama nyonya Jennie."
"Baiklah, atur dan persiapkan semuanya dengan benar. Aku akan datang tiga puluh menit lagi."
Setelah menaruh hati pada Jennie semenjak sepuluh tahun terakhir, Jongin akhirnya bertekad untuk melamar Jennie malam ini. Sepuluh tahun bukanlah waktu yang singkat. Jongin sudah tahu benar bagaimana manis pahitnya mencintai seseorang. Berbagai fase juga telah Jongin lalui. Mulai dari jatuh cinta dalam diam sampai mencintai dalam sakit.
Jongin selalu mengupayakan hal yang terbaik. Bahkan untuk melihat senyum Jennie saja, Jongin mampu melakukan banyak hal.
Jongin itu paling tidak suka melihat Jennie menangis. Apalagi ketika mengetahui Jennie diselingkuhi, sesak dan sakitnya, Jongin juga ikut merasakan. If Arvi puts Jennie to the hell, Jongin wants to bring Jennie to the heaven. Jika Arvi menghancurkan dunia Jennie, Jongin rela memberikan dunianya sebagai pengganti.
Tidak ada kata yang dapat mewakili sebesar apa cinta Jongin. Bahkan ketika dulu Jennie lebih memilih Arvi, Jongin masih berdiri ditempat yang sama, dengan perasaan yang sama.
Jongin tak ingin menyalahkan Jennie, sebab Jongin tahu bahwa dia lah yang salah karena mencintai tanpa bersuara. Jika semasa sekolah Jongin bergerak lebih cepat, mungkin keadaannya tidak akan seperti sekarang. Namun karena mengkhawatirkan banyak hal, Jongin terus memendam perasaannya.
Memuakkannya cinta dalam diam itu, apa-apa semuanya ditanggung sendiri. Hati terikat, terpendam dan tersakiti. Benar-benar tidak ada lagi yang bisa dilakukan, selain melihat wanita yang Jongin cintai bersama pria lain.
Awalnya Jongin mengira kesempatan untuk bersanding dengan Jennie memang sudah tidak ada. Tetapi setelah hidup dibawah atap yang sama dengan keadaan yang sudah berubah, Jongin jadi merasa bahwa ini adalah waktunya. Waktu dimana ia harus bisa menjadikan Jennie sebagai miliknya.
Kini pintu mobil tampak terbuka, lalu seorang wanita cantik masuk kedalamnya. "Sudah lama menunggu?" Tanya Jennie sembari mengenakkan sabuk pengaman.
Jongin menggeleng, "Baru dua puluh menit."
"Itu lumayan lama. Omong-omong, kita akan pergi kemana?" Tanya Jennie antusias.
"Makan malam?"
"Maksudku tempatnya."
Jongin tertawa kecil. Lalu ia memundurkan mobilnya untuk keluar dari parkiran rumah sakit. "It's a secret."
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU KILLING ME SOFTLY ✓
Fanfiction[18+] When you have two loves, but you can only repay one of them. Orang bilang, cinta itu buta. Yang waras bisa menjadi gila, sementara yang pintar bisa menjadi bodoh. Tapi pernahkah kau berpikir bahwa cinta itu sama seperti obat? Kau bisa sembuh...