Jennie tahu harapan itu kejam. Tapi Jennie juga tak bisa berhenti untuk berharap. Mengharapkan Arvi untuk menerima kejutan kecil darinya sama seperti bermain jarum lalu tanpa sengaja tertusuk hingga berdarah. Ujung-ujungnya ia terluka padahal awalnya ia mengira akan baik-baik saja.
Beradu mulut dengan Arvi tidak akan ada habisnya. Jennie hanya akan semakin naik darah dan Arvi juga akan mengalami hal yang sama. Rumah yang biasanya sepi itu hanya akan berisik ketika mereka bertengkar. Tak ada gelak tawa bahagia, panggilan manis atau hal-hal romantis yang akan terjadi disana.
"Kau mau kemana Kim Jennie?! Aku belum selesai berbicara!"
Jennie tak menanggapi seolah dia tidak mendengar Arvi memanggil. Jennie terus saja berjalan ke arah kamar dengan air mata yang setia mengalir.
"Berhenti ditempat mu!"
"Yyak!"
Karena terus diabaikan, Arvi pun berlari untuk menarik tangan Jennie. "Aku bilang berhenti!"
"Lepaskan tanganku!" Ucap Jennie sembari menghempaskan tangan Arvi.
Jennie pun langsung membanting pintu kamar lalu ia mengunci Arvi dari luar. Ini pertama kalinya Jennie meluapkan amarahnya seperti ini. Biasanya ia akan mencoba untuk mengontrol diri agar pertengkaran diantara dirinya dan Arvi tidak semakin parah. Tapi sepertinya hal itu tak berlaku hari ini. Jennie benar-benar kecewa. Sangat kecewa.
"BERANI SEKALI KAU MEMBANTING PINTU KAMAR KU!"
"KELUAR KAU SEKARANG!!!"
"APA KAU TIDAK MENDENGAR UCAPAN KU? AKU BILANG KELUAR!!!"
"KIM JENNIE!"
"ARGH SIALAN!" Teriak Arvi sembari menendang pintu kamarnya.
Di lain sisi, Jennie kini tengah menangis sambil duduk meringkuk di dekat pintu itu. Selalu saja apa yang ia inginkan berakhir buruk. Jennie hanya ingin sedikit bersenang-senang hari ini. Tapi lihatlah apa yang dia dapat. Rasa lelah, letih dan sabarnya tampak sia-sia.
Sesulit inikah rasanya berjuang?
Sesulit inikah mendapatkan kebahagiaan?
Rasanya sangat sesak. Kenapa ia harus menjalani hidup yang menyedihkan seperti ini? Jennie hanya ingin membahagiakan dirinya dan diri orang yang dia sayang. Tapi kenapa semua usahanya terlihat tidak berguna? Harapan yang ia bangun selalu saja hancur untuk kesekian kali nya. Lagi lagi, hanya luka yang ia dapat dan hanya luka yang bisa Arvi berikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU KILLING ME SOFTLY ✓
Fanfiction[18+] When you have two loves, but you can only repay one of them. Orang bilang, cinta itu buta. Yang waras bisa menjadi gila, sementara yang pintar bisa menjadi bodoh. Tapi pernahkah kau berpikir bahwa cinta itu sama seperti obat? Kau bisa sembuh...