Ternyata Kim Jennie itu cukup berpengaruh dalam mengacaukan hari Arvi. Seharian ini lelaki tampan itu tampak tak fokus bekerja karena memikirkan ucapan Jungkook yang memintanya untuk memperlakukan Jennie lebih baik.
Arvi sudah tahu dari awal kalau dirinya salah, namun ia selalu menganggap kesalahannya itu bukan apa-apa. Mau Jennie mencintainya atau tidak, ia tidak perduli. Mau Jennie menangis hingga mengeluarkan darah pun, Arvi tidak akan melirik. Ia memang tidak memiliki belas kasihan, apalagi perhatian.
Setelah pulang dari kantor, Arvi pun memutuskan untuk bermain golf sebentar. Paling tidak dengan begitu, pikirannya dari Jennie bisa sedikit teralihkan.
"Long time no see you playing golf, Arvi. Apa kau sudah mau pulang?" Tanya Kim Namjoon.
Arvi mengangguk, "Ya, aku sudah dua jam berada disini. Lagipula ini sudah malam." Jawab Arvi.
Namjoon mendesah kecewa, "Padahal aku baru saja datang. Lain kali ayo bermain bersama." Ajaknya.
"Hehehehe, ayo tuan Kim. Nanti aku akan mengabarimu jika aku akan berkunjung kesini." Lirih Arvi.
Merasa tidak ada lagi yang perlu dibicarakan, Arvi pun pulang ke rumahnya. Dan setelah Arvi lihat-lihat, ia tidak melihat Jennie dimana pun. Biasanya di jam-jam seperti ini Jennie sedang menonton televisi di dalam kamar.
"Bi!"
"Bibi!"
"Ya, tuan?" Ucap seorang wanita paruh baya yang baru saja datang.
"Dimana Jennie?"
"Nyonya Jennie sudah pergi satu jam yang lalu, tuan. Nyonya bilang, ia ingin menghadiri pesta ulang tahun temannya."
Kening Arvi berkerut heran, "Temannya yang mana?"
"Temannya saat kuliah dulu. Kalau tidak salah, namanya Kim Yerim."
°°°
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU KILLING ME SOFTLY ✓
Fiksi Penggemar[18+] When you have two loves, but you can only repay one of them. Orang bilang, cinta itu buta. Yang waras bisa menjadi gila, sementara yang pintar bisa menjadi bodoh. Tapi pernahkah kau berpikir bahwa cinta itu sama seperti obat? Kau bisa sembuh...