[18+] When you have two loves, but you can only repay one of them. Orang bilang, cinta itu buta. Yang waras bisa menjadi gila, sementara yang pintar bisa menjadi bodoh.
Tapi pernahkah kau berpikir bahwa cinta itu sama seperti obat? Kau bisa sembuh...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hal yang paling menyebalkan bagi Jennie adalah melihat Arvi bekerja. Padahal sudah jelas mereka berdua tengah dalam rangka liburan namun iPad, ponsel dan laptop itu seperti tidak mau lepas dari perhatian Arvi.
"Ya, tuan Ahn. Kirimkan saja melalui email ku. Bisnis kami juga akan dipasarkan di pasar China. Untuk pembelian aset dan propertinya, kau bisa menghubungi manajer ku dulu."
"Tidak-tidak. Lokasi hotel kami di Ansan itu sangat strategis. Setelah kau pulang dari Bangkok, kau bisa melihatnya sendiri."
"Arvi..." Bisik Jennie.
"Tidak tuan, Ahn. Aku sedang diluar Korea saat ini."
"Arvi..."
"Hanya untuk beberapa hari. Kita bisa diskusikan itu nanti."
"Yyak! Kim Arvi!" Ucap Jennie sembari melemparkan sebuah bantal.
Arvi menjauhkan ponselnya sambil menoleh ke arah Jennie. "Tunggu sebentar, Jennie. Aku sedang bekerja."
"Aku ingin keluar. Aku sangat bosan."
"Kau ingin kemana?" Tanya Arvi seraya memeriksa email yang baru masuk.
"Maybe go to the Gym? Aku sudah lama tidak berolahraga."
"Oh, kalau begitu, kapan kau akan pulang?"
"Aku tidak bisa memastikan. Telepon aku jika kau sudah selesai bekerja. Aku akan langsung pulang setelah itu." Jelas Jennie.
"Hmmm... Baiklah, kau pergi saja. Pekerjaanku masih banyak. Aku akan meneleponmu nanti." Jawab Arvi tanpa memandang Jennie.
Jennie pun menukar pakaiannya untuk bersiap-siap pergi ke tempat Gym yang terletak dilantai paling atas.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
