FWB : 05. Makasih Loh

32.5K 1.7K 367
                                    

VOMENT!!!

💦

Aya dan Jeno kini sedang duduk berhadapan di sebuah tempat makan sederhana. Mereka sama-sama sedang menunggu makanan setelah Jeno memesan tadi.

"Eh iya, lo udah lama kenal sama Jaemin?" Tanya Jeno mengawali pembicaraan.

Aya mengangguk, "Iya dari awal ospek."

"Wahh, lama juga sih, lebih lama dari lo kenal gue, haha." Jeno ketawa kecil menampilkan mata bulan sabitnya.

"Hahaha iya. Kalau lo nggak tolong gue waktu itu mungkin kita nggak bakal kenal."

Singkat cerita saat itu Aya sedang memfotocopy tugas-tugasnya di tukang fotocopyan didepan kampus. Cukup lama karena dokumen yang harus Aya fotocopy banyak dan sialnya saat itu hujan deras turun sedangkan kelas Aya dimulai sepuluh menit lagi.

Aya bingung saat itu, jika dia bablas mungkin tugas yang dia bawa akan kebasahan tapi jika menunggu reda Aya akan telat masuk kelas dan berakhir Aya tidak boleh masuk nantinya.

Sampai akhirnya Jeno datang melihat Aya yang kebingungan kebetulan Jeno sedang membawa payung.

Jeno bertanya, "Mau ke kelas ya?"

"Duh, iya tapi ujan nih mana sebentar lagi." Aya melihat jam di tangannya. Kelas dimulai dalam tujuh menit lagi. Sialan banget, mana Aya sudah bolos dua kali dalam semester ini ditambah dosen botak mengkilap di matkul ini killer Aya bisa mati.

"Yaudah pakai payung gue aja nih." Jeno menyodorkan payungnya ke hadapan Aya.

"Eh? Serius??" Aya bertanya ragu.

"Iya, tapi ada syaratnya."

"Apa?"

Terserah dah apa aja syaratnya, intinya Aya bisa masuk kelas sekarang.

"Nomor hape lo."

"Oke!"

Tanpa ada keraguan sama sekali Aya langsung menerima syarat Jaemin. Dia menulis sesuatu di note yang terletak di etalase tempat ini lantas memberikannya kepada Jeno.

"Ini beneran nomor lo? Bukan nomor tukang sedot WC kan?"

"CK, bukan. Mana sini payungnya!" Aya langsung merebut payung ditangan Jeno lantas pergi begitu saja.

"Makasih!!" Teriak Aya sembari berlari keluar dari fotocopyan.

Seperti itulah kiranya perkenalan Jeno dan Aya dimulai. Klasik memang tapi entah kenapa selalu membuat Jeno terbayang-bayang.

"Jaemin ngapa kaga bilang ya punya temen cantik kaya lo." Gombal Jeno.

Aya tertawa kecil. "Ah, bisa aja lo. Lagian gue kan emang cantik dari lahir, Jen."

"Iya sampai gue aja terpesona."

Aya hanya tertawa menanggapi Jeno sebelum akhirnya makanan pesanan mereka datang.

"Btw, lo dari lama ya kenal sama Jaemin?" Tanya Aya membuka pembicaraan.

Sebenarnya Aya tau sih kalau Jeno ini teman sekelompok ospek Jaemin tapi yaudahlah, basa-basi aja lagian Jaemin juga nggak pernah memberitahukan tentang Aya ke teman-temannya.

"Iyaa sama kaya lo kenal dia waktu ospek, enggak cuman gue aja si ada Renjun juga Haechan. Awal ngampus masih bisa kumpul tapi lama kelamaan pada sibuk masing-masing karena tugas."

Aya mengangguk-angguk menanggapi Jeno. "Ooh gitu ya."

"Iya Athaya."

Mereka pun lanjut makan sambil mengobrol beberapa hal yang mengasyikkan. Dilihat dari lawakannya Jeno cukup garing sebab beberapa kali mencoba melawak Aya tidak tertawa.

Friend with Benefit ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang