FWB : 23. Pulang

11.5K 1.2K 307
                                    

Gais sebelumnya gue mau minta maaf dulu kalau seandainya cerita ini nggak dapat feel yang bagus atau alurnya makin nggak jelas. Tapi gue harap hal itu nggak lantas bikin kalian berhenti voment :'(

💦

Siangnya Aya betulan pulang ke Bogor. Dia menggunakan kereta, sampai di stasiun Bogor Aya langsung memesan taksi online untuk mengantarkannya ke perumahan Aya yang berada di daerah Bogor Timur.

Bisa dibilang keluarga Aya itu termasuk keluarga yang berkecukupan. Tempat tinggal mereka pun berada di perumahan elit daerah Bogor Timur yang pemiliknya pasti orang-orang berduit seperti keluarga Aya.

Namun, Aya tidak mau sombong. Walaupun orang tuanya banyak uang dia tetaplah seorang mahasiswi yang selalu kehabisan uang bulanan.

Taksi online berhenti tepat di depan gerbang rumah Aya. Setelah membayar taksi Aya langsung berjalan masuk ke pekarangan rumah disambut oleh Mama yang berdiri diambang pintu.

"Athaya anak mama!!" Kata mama antusias merentangkan kedua tangannya.

Aya tersenyum terharu kemudian berlari kecil menghampiri mama dan menghambur ke dalam pelukan mama.

"Aya kangeennnnn..." Rengek Aya.

Mama mengangguk sembari mengelus punggung Aya. "Mama juga kangen...." Mama menghela napas panjang lalu melepaskan pelukannya menatap Aya penuh kecemasan. "Berat banget ya?"

Ah, pasti soal ini.

Aya hanya tersenyum tipis menanggapi mama.

Mama kembali menarik Aya ke dalam pelukannya. "Gapapa kok kamu ngerasa berat, sedih, kecewa itu namanya wajar tapi kalau sampai kamu ikut pergi itu udah bukan dibatas wajar lagi. Disini masih banyak kok orang yang sayang sama kamu, termasuk mama."

Jujur mama sebenernya sangat khawatir dengan kondisi Aya setelah mendengar kabar itu makanya mama menyuruh Aya kesini dengan alasan kalau nenek sedang sakit.

Aya mengangguk di dalam pelukan Mama. "Iya ma.. nenek mana?"

"Nenek ada di kamar. Beliau nggak bisa bangun sayang, darah tingginya kambuh." Kata mama seraya melepas pelukannya dengan eskpresi cemas.

"Kalo ayah ada, ma?"

Mama menggeleng. "Nggak, ayah lagi di luar kota. Buru atuh masuk."

"Iya ma."

Mereka berdua pun masuk ke dalam rumah menuju kamar nenek. Saat pintu terbuka Aya dapat melihat nenek tengah terbaring dengan infus di tangannya.

Aya menghela napas panjang kemudian berjalan menghampiri nenek. Dia duduk di kursi kecil samping kasur sementara Mama memilih untuk berdiri di belakang Aya.

"Nenek..." Panggil Aya dengan suara yang kecil.

Nenek membuka matanya secara perlahan lalu menoleh ke samping agak terkejut. "Aya..."

Mata Aya berkaca-kaca, dia pun menghambur ke dalam pelukan nenek. Aya ini cucu pertama dan terakhir dari keluarga Papa, sewaktu bayi saat mama dan papa sibuk bekerja, nenek yang turun tangan merawat Aya makanya Aya memang sedekat itu dengan nenek.

"Nenek kenapa, hmm??" Aya bertanya sembari menahan air matanya yang akan mengalir.

"Nenek nggak papa, nenek cuman kangen sama kamu, Aya."

"Iya nek, Aya juga kangen."

Selanjutnya mereka berdua mengobrol banyak membicarakan beberapa hal walau kadang Aya harus berteriak sebab nenek sudah agak tidak mendengar. Aya baru keluar dari dalam kamar nenek ketika Mama sedang memasak di dapur.

Friend with Benefit ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang