FWB : 41. Datang dan Pergi

12.3K 986 560
                                    

Part ini part akhir!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Part ini part akhir!!

Ada 4000 kata lebih. Awas aja nggak rame.

Oh ya satu lagi, gue buat beberapa pertanyaan dibawah. Jangan lupa dijawab, ya!!

VOMENT JUSEYOOO 🤧😤

💦

Setelah melewati berbagai macam persiapan akhirnya hari yang mereka tunggu datang juga. Hari dimana Haechan akan mengucapkan akad di depan penghulu, tamu undangan dan juga para saksi.

Kemarin mereka sudah dipingit walau hanya tiga hari. Tapi, Aya sudah bawel ingin ketemu Haechan. Bukan keinginannya sendiri melainkan keinginan hormon seorang ibu hamil.

Pagi, sekitar jam delapan Aya masih dirias oleh perias pengantin yang sudah disewa. Wajah Aya betul-betul brubah drastis, siger Sunda di kepalanya membuat pening padahal baru dipakai lima menit yang lalu.

Aya agak sebal sih kenapa acara akad ini nggak langsung menggunakan gaun saja? Padahal, bukan rencananya pakai baju adat seperti ini.

"Sudah Mbak Athaya make up-nya." Kata perias pengantin yang merias Aya.

"Ini sigernya sampai kapan ya, mbak?" Tanya Aya, jujur pusing banget. Mana ini siger ditekan banget ke kepalanya.

"Yaaa sampai acara selesai dong."

"Ih! Serius???? Acaranya kan selesai jam sembilan malam.."

Perias tersebut tertawa kecil. "Nggak, bercanda. Ini kan mbak Aya udah memutuskan kemarin buat pakai dua tema, yang satu tradisional terus modern. Kemungkinan nanti siang sekitar jam satu mbak udah ganti lagi kok."

"Serius??"

"Iya, mbak."

Brak!!

"TEMEN GUE MANA?!"

Aya dan mbak perias reflek menoleh pada pintu kamar hotel yang terbuka secara dramatis. Terlihat Jane dengan nafas terengah-engah di ambang pintu.

Aya berdecak. "Pintu ada buat diketok."

Jane menyengir, dia pun berjalan menghampiri Aya. "Sori."

"Kalau gitu saya keluar dulu ya." Pamit mbak perias yang langsung keluar menyisakan Aya dan Jane.

Jane terduduk di tepi kasur tepatnya di hadapan Aya yang tengah duduk di kursi rias. Bibir Jane terangkat membentuk senyuman yang penuh arti.

"Gue nggak nyangka banget lo bakal kawin duluan. Eh--nikah maksudnya. Kawin kan memang udah sering."

"Sialan bener lo." Aya menedengkan tangannya. "Mana hadiah wedding gue?"

Friend with Benefit ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang