FWB : 13. Jebakan

16.4K 1.3K 479
                                    

Bisaa rame gak yaaaaa🤔

💦

Aya terduduk di ujung kasur dengan selimut yang melingkar di tubuhnya. Hatinya ngilu, dadanya sesak dan air mata mengalir di pipinya. Dada Aya naik turun sembari terisak.

Jaemin brengsek.

Bisa-bisanya dia melakukan hal itu pada Aya dan sekarang cowok itu tengah terduduk di belakang Aya tanpa merasa bersalah sekalipun.

"Aya," Jaemin mengulurkan tangannya hendak memegang lengan Aya namun dengan segera Aya menghindar.

Jaemin menghela napas panjang, matanya menatap tidak enak pada Aya. "Sori, gue ngaku gue salah."

Aya memilih diam menenangkan dadanya yang begitu sesak. Dia betulan merasa bersalah kepada Jeno, Aya bingung harus dengan cara apa dia mengungkapkan ini kepada Jeno sedangkan jika memilih untuk diam saja mungkin itu dapat membuat Jeno semakin terluka.

"Aya..." Lirih Jaemin matanya menatap Aya dengan benar-benar merasa bersalah. "Gue minta maaf, gue khilaf."

Aya masih tak bergeming.

"Gue lakuin ini karena gue kangen sama lo, Ay."

"Tubuh gue." Aya menyela dengan cepat. "Lebih tepatnya lo kangen sama tubuh gue bukan sama gue."

"Tapi lo juga begitu kan, Ay? Lo--"

"Nggak!" Aya menatap Jaemin dengan sengit. "Gue sama sekali nggak kangen sama lo! Justru gue senang! Gue senang udah bebas dari hubungan yang bener-bener buruk! Dan lo--" dada Aya tercekat matanya menatap sengit pada Jaemin. "Lo dengan brengseknya lakuin ini ke gue? Lo sadar gak sih kalau lo licik?"

"Ay gue bisa jelasin--"

"Gue udah punya Jeno, Jaem!" Suara Aya meninggi. "Gue udah punya orang yang bisa membawa gue ke jalan yang lebih baik, gue udah punya orang yang mau terima gue apa adanya, gue udah bahagia! Dan lo mau rusak kebahagiaan gue gitu aja?" Mata Aya memerah, air mengalir dengan deras.

"Okay gue tau lo udah punya Jeno, lo udah punya pacar! Tapi apa ini yang gue lakuin dulu saat gue udah punya pacar?! Gue lupa sama lo, gitu?!"

Aya membuang muka tidak percaya, dia mengusap air matanya dengan kasar. "Pada dasarnya lo emang bajingan, Jaem."

Setelah mengatakan itu Aya beranjak dari kasur lantas mengambil pakaiannya yang bercucuran di lantai dan keluar kamar. Aya berganti pakaian di toilet dapur sebelum akhirnya pergi keluar dari unit Jaemin.

Sialan.

Jaemin benar-benar brengsek.

Sementara itu setelah kepergian Aya, Jaemin beranjak dari kasur. Dia berjalan menuju lemari laci yang berada di hadapan kasurnya kemudia  mengeluarkan kamera kecil yang dia sembunyikan di balik pot bunga.

Jaemin menyeringai sembari melihat kamera tersebut.

"Gue nggak akan pernah nyerah, Athaya."

💦

Aya memandang ponselnya teng bergetar berkali-kali di hadapannya. Nama Jeno tertera di layar ponselnya tersebut sedangkan Aya masih belum bisa menerima panggilan dari Jeno.

Dia merasa bersalah.

Kini dia hanya sanggup menangis di balkon kamar memandang langit-langit sembari terisak memikirkan betapa jahatnya dia kepada Jeno.

Aya takut.

Aya merasa takut kalau dia akan merubah senyum manis Jeno menjadi tatapan dingin yang tak sanggup Aya bayangkan.

Friend with Benefit ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang