FWB : 22. Godaan

16.7K 1.1K 350
                                    

Voment :(

💦

Dengan sepenuh tenaganya Jaemin membopong Aya keluar dari dalam mobil dan berjalan menuju lift yang berada di parkiran basement. Dia menyandarkan kepala Aya ke pundaknya, tangan Jaemin merangkul Aya dari samping supaya Aya tidak oleng ke bawah.

Sedari tadi Aya meracau tidak jelas, menyebutkan nama Jeno bahkan sampai menyebutkan macam-macam hewan menggunakan bahasa Sunda.

Duk

Aya mengangkat kepalanya, namun saking beratnya kepala Aya malah gontai ke belakang dan membentur dinding lift.

"Aw!" Aya mengusap kepalanya dengan mata yang masih terpejam.

"Ck, nggak usah gerak kenapa sih diemin aja kepala lo!" Jaemin emosi lantas kembali menaruh kepala Aya pada pundaknya. Kini, tangan Jaemin memeluk dengan erat tubuh Aya dari samping.

Tiba-tiba Aya tersenyum menampilkan deretan gigi putihnya membuat Jaemin mengernyitkan alisnya bingung.

"Baraha suku bebek coba????" Tanya Aya dengan logat sundanya.

"Dua." Jawab Jaemin, kebetulan nenek Jaemin orang Sunda jadi dia paham apa yang dikatakan Aya.

"Salah!"

"Bener!"

"Salah belegug! Aing yang nanya, cuman aing lah yang punya jawabanna!"

Tuhkan Aya mulai meracau menggunakan bahasa Sunda lagi. Pada akhirnya Jaemin memilih untuk diam sementara Aya terus menerus berbicara mengenai hal-hal yang tidak ada manfaatnya sama sekali.

Beberapa waktu kemudian pintu lift pun terbuka dan Jaemin langsung menarik Aya keluar dari dalam lift.

"Aw!" Aya mengaduh kesakitan membuat Jaemin mau tak mau menghentikan langkahnya.

Jaemin menghela napas panjang menatap Aya penuh kesabaran. "Kenapa lagi?"

Aya melepaskan pelukan Jaemin pada pundaknya lantas membalikkan tubuh sepenuhnya menghadap Jaemin.

Bibir Aya menurun ke bawah, "Sakit."

"CK, sakit kenapa?" Jaemin emosi tapi dia juga merasa gemas dengan tingkah Aya.

"Tete gue."

"Hah?" Alis Jaemin mengernyit dan kepalanya agak ke depan.

Aya pun menggerakkan tangannya menunjuk dadanya dilanjutkan dengan menunjuk siku Jaemin.

"Tete gue sakit bego kena siku lo!" Omel Aya.

Jaemin melirik sekilas pada dada Aya sebelum akhirnya membuang muka merasa salah tingkah sendiri. Sebelumnya Jaemin jarang bahkan nyaris nggak pernah lihat Aya mabuk soalnya Aya punya toleransi tinggi terhadap alkohol tapi sekarang... Aya udah terlalu eror.

"Kenapa?"

Jaemin menoleh lalu menggeleng. "Nggak!"

"Kalo mau ya pelan-pelan jangan kasar gitu dong!"

Sumpah... Jaemin boleh nggak sih terjun tinggi aja dari lantai ini? Abisnya Aya bikin Jaemin kalangkabut.

"Kaya gini nih," Aya tiba-tiba menarik tangan Jaemin lantas menempelkannya di dadanya sendiri.

Mata Aya memejam dan bibirnya mendesah pelan begitu telapak tangan Jaemin menempel dengan pas di ukuran dada Aya.

"Jaem..." Aya membuka matanya menatap Jaemin dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.

Friend with Benefit ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang