Yuk bisa yuk voment 🥺
💦
Aya merebahkan tubuhnya di atas kasur dengan pandangan tertuju pada langit-langit kamarnya. Dia baru saja pulang dari apartemen Jaemin, mengobrol banyak dengan Yuju yang ternyata asik juga orangnya.
Soal pertanyaan tadi, Aya sama sekali tidak mengindahkannya. Lagipula Aya sudah punya Jeno, nggak mungkin menerima Jaemin. Yuju pun menganggap itu hanya pertanyaan candaan kok setelah melihat reaksi Aya yang kaget dan kebingungan.
Sudah empat jam berlangsung semenjak kepergian Jeno. Aya melihat ponselnya yang tampak sepi, chat terakhir dengan Jeno adalah chat kemarin disaat Aya menanyakan dimana keberadaan Jeno. Chat diantara mereka berdua tidak ada yang istimewa bahkan bisa dibilang biasa saja sebab mereka tidak terlalu sering untuk berkabaran dengan chat, toh apa gunanya? Setiap hari juga kan ketemu.
Aya menghela napas panjang, rasa khawatir mulai merayapi. Aya tau mungkin Jeno masih di dalam pesawat jadi belum sempat mengabari tapi rasa khawatir itu benar-benar menjelma dalam diri Aya.
Ting!!
Aya langsung melihat bar notifikasi. Alih-alih pesan dari Jeno, ternyata itu adalah pesan dari Jaemin.
Jaemin
|AyaAya
Kenapa Jaem?|Jaemin
|Sori ya
| Jangan anggap serius perkataan kakak gueAya
Hm|
Santai aje|
Gue juga tau itu bercanda ko|Jaemin
|Hmm okay
|Tapi Ay..Aya
Kenapa?|Jaemin
|Kalau gue serius, gimana?Aya
Ahahahahaha|
Lawak lo|
Lagian kan lo tau kalau gue udah punya Jeno|Jaemin
|Baru pacaran, kan?Aya
?|Jaemin
|Abaikan
|Intinya, thanks yaAya
OK|Selanjutnya pesan hanya dibaca saja oleh Jaemin dan Aya kembali menaruh ponsel di tempat sebelumnya. Dia menghela napas panjang kemudian mulai memejamkan matanya melupakan tubuhnya yang gatal dan penuh keringat karena matanya sudah terlalu berat untuk terbuka.
Walau dengan begitu sudah satu jam berlalu mencoba tertidur hasilnya nihil. Pikiran Aya terlalu penuh dan kepalanya berisik pada akhirnya Aya terbangun, beranjak dari kasur menuju kamar mandi.
Rupanya, dia harus menenangkan pikirannya dulu.
💦
Jeno sampai di bandara sekitar jam delapan pagi. Dia langsung menaiki taksi menuju rumah sakit dimana bundanya dirawat. Dengan segenap hati Jeno merayu bundanya tersebut agar mau dioperasi lantas setelah satu jam berusaha merayu akhirnya sang bunda mau.
Selama operasi berlangsung Jeno dan Om terduduk di kursi panjang yang berada di hadapan ruang operasi. Rasa khawatirnya terhadap sang bunda benar-benar menjelma dalam diri Jeno. Dia tak henti-hentinya menautkan kedua tangan, berdoa kepada Tuhan supaya bundanya baik-baik saja, begitu pula dengan suami sang bunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend with Benefit ✔️
Fanfiction[Na Jaemin Fanfiction] "Sumpah, lo kok betah si temenan sama Jaemin?" "Kalo sama-sama enak, kenapa nggak?" Published on : Selasa, 2 Februari 2021 End : Rabu, 28 Juli 2021 Highest rank #5 in Fanfiction