FWB : 20. Jeno...

11.6K 1.1K 308
                                    

VOMENT NGGAK MAU TAU!!

SIAPKAN HATI YANG TEGAR KAWAND!

💦

Aya baru saja pulang dari laundry mengantar pakaiannya. Karena hari ini tidak ada jam di kampus jadi Aya habiskan untuk beres-beres apartemen selagi menunggu kabar dari Jeno.

Sudah jam tiga siang dan Jeno belum juga memberi kabar kepada Aya membuat rasa khawatir Aya semakin meningkat. Aya terduduk di sofa menghela napas panjang sembari menatap layar ponselnya.

"Jeno kenapa sih lama banget?"

Dia pun membuka aplikasi google mencari tau waktu yang ditempuh dari Indonesia menuju Jerman dan tercepat ada pada waktu enam belas jam.

Aya menghembuskan napasnya kesal lantas melempar pelan ponsel ke atas meja selanjutnya dia merebahkan tubuhnya di atas sofa memandang langit-langit ruangan.

Jujur, perasaan Aya masih nggak enak sampai sekarang. Gimana ya, seolah-olah Aya merasa bakal terjadi sesuatu yang besar dalam hidupnya tapi amit-amit banget, kalau sih sesuatunya itu hal yang baik ya mau dong Aya juga kaya misalnya.... Dilamar Jeno?

Duh, kejauhan gak sih Aya mikirnya? Abis ya gimana yah, Aya tuh udah sayang banget kalau bisa sih ya Aya pengen langsung nikah aja sama Jeno biar bener-bener terikat sebuah hubungan tapi yaudahlah Aya juga sadar diri, dia baru mau naik ke semester enam sekarang juga, masih tersisa satu setengah tahun lagi buat ngampus apalagi bakal stress sama skripsi nanti. Huft.

Ddrrrttttt ddrrrttttt

Ponsel Aya bergetar panjang membuat cewek itu bergegas terbangun dari tidurnya dan mengambil ponselnya. Senyum Aya melebar ketika melihat nama Jeno tersayang terpampang di layar ponselnya.

Tanpa berpikir panjang Aya langsung menerima panggilan dari Jeno, Bodo amat muka Aya jelek juga Aya nggak peduli intinya dia bisa melihat cowok kesayangannya itu.

"Hallo??????" Aya melihat Jeno tersenyum sampai matanya menghilang di seberang sana.

Aya pun memajukan bibirnya dengan kesal. "Jeno!!!!! Kenapa baru kabarin sekarang sih??? Aku khawatir ihhh!"

"Maaf sayang, baru sempat." Jeno tampak tidak enak di seberang sana.

Aya menghela napas lega. "Yaudah gapapa untuk sekarang aku maafin kamu. Tapi syukur deh kamu udah sampai dengan selamat disana. Jujur, perasaan aku nggak enak banget dari kemarin."

"Nggak usah terlalu khawatir, Ay. Aku nggak akan kenapa-kenapa kok disini. Paling-paling cuman sakit badan aja nih enam belas jam duduk di pesawat."

"Iyaaa! Jeno ih kangen...." Aya kembali memanyunkan bibirnya.

"Mee to. Pulang dari sini kamu mau apa? Bakal aku turutin kok sebagai penebus kekangenan, hehe."

"Aku cuman pengen kamu selamat aja, udah cukup kok."

"Yang lain dongggggg."

Aya mengetuk dagu menggunakan jarinya dan berpikir sampai akhirnya dia menemukan sebuah ide yang langsung tersusun sebuah rencana di dalam otak Aya. "Okay! Seharian kamu harus sama aku. 24 jam, gimana?"

"Mau banget lah jangan ditanya lagi."

Aya terkekeh gemas begitu mendapati respon baik dari Jeno. "Kamu udah makan, Jen?"

"Ini aku lagi diluar rumah sakit, mau ke restoran depan." Oalah, pantas saja Aya melihat Jeno seperti tengah berjalan.  "Kamu udah makan?"

Friend with Benefit ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang