FWB : 21. Sayang

13.5K 1.2K 409
                                    

VOMENT ATUH EUY😭

💦

"J-jeno..."

Aya berjalan gontai melangkah ke depan. Tubuhnya gemetar hebat. Air matanya mengalir deras dan dadanya terasa sangat sesak.

Bunda yang berada di kursi roda menyingkir, begitu pula dengan Minho dan dokter serta para perawatnya.

Langkah Aya terhenti tepat di hadapan brankar keberadaan Jeno. Tangannya terulur membuka secara perlahan kain putih yang menutupi Jeno.

"Akh---" napas Aya tercekat, dadanya semakin sesak dan hatinya ngilu.

Dia memegang brankar menopang tubuhnya agar tidak terjatuh ke lantai. Tangan yang satunya memukul-mukul dadanya berharap rasa sesak di dadanya menghilang namun dengan begitu, rasanya malah sangat menyakitkan.

"Jeno..."

Penglihatan Aya memburam karena matanya yang sudah mengeluarkan banyak air. Aya melihat Jeno terbujur kaku di atas brankar dengan luka yang berada di pelipisnya. Wajah Jeno pucat, bibirnya membiru dan saat tangan Aya terulur menggenggam tangan Jeno terasa sangat dingin.

Aya menggelengkan kepalanya, tangisnya semakin menjadi-jadi.

"Bangun, Jeno!"

"Kamu udah janji buat turutin apa yang aku mau kalau kamu pulang!"

"Please bangun!!!"

Aya memeluk tubuh Jeno, mengguncang Jeno berharap masih ada kesempatan agar Jeno terbangun sekarang juga namun nihil, manusia yang sudah tidak bernyawa tidak mungkin kembali hidup kecuali memang sudah takdir Tuhan.

"Jen... Kamu bilang kamu mau ajak aku buat kumpul di Jerman bareng bunda sama Rere kan?? Jen! Sekarang aku ada disini, kita kumpul ayo!"

Iya, sekarang mereka memang berkumpul namun dengan situasi yang berbeda. Sekarang mereka berkumpul untuk melihat mendiang Jeno.

"Jeno please bangun, aku butuh kamu! Jen, aku pengen dipeluk kamu aku kangen ayo bangun Jeno jangan kaya gini!!!!"

Donghae, Minho, bunda dan juga Rere sudah menangis sejadi-jadinya di belakang Aya. Minho memeluk kepala bunda yang terduduk di atas kursi roda, disampingnya Rere ikut memeluk Minho, menyembunyikan wajahnya pada pinggang Minho sedangkan Donghae menundukkan kepalanya dengan pundak yang naik turun dan dada yang sangat sesak.

Napas Aya sudah mulai tidak normal saking sesaknya, dia pun ambruk ke lantai dengan tangan yang menggenggam Jeno.

Kepalanya menggeleng dan berharap ini semua hanyalah mimpi semata namun tidak, ini adalah kenyataan menyakitkan.

Ditinggalkan.

Untuk selama-lamanya.

LDR menyakitkan bukanlah beda negara apalagi beda perasaan melainkan sudah berbeda alam.

💦

Jenazah Jeno dipulangkan ke Indonesia karena Donghae ingin memakamkan Jeno di Indonesia. Semua keluarga termasuk Minho, Rere dan Bunda ikut ke Indonesia. Walaupun keadaan Bunda belum terlalu membaik tapi beliau memaksa untuk ikut dengan syarat harus istirahat total setelah sampai di Indonesia nanti.

Selama di pesawat Aya tidak henti-hentinya menangis membuat Rere yang terduduk disamping Aja merasa prihatin. Rere pun menggerakkan tangannya mengelus punggung Aya penuh kasih sayang dan tangan yang satunya menggenggam tangan Aya.

"Kak Aya nangis saja tidak apa-apa, tetapi setelah itu kembali seperti semula ya, jika kak Aya terlalu banyak bersedih, Rere yakin kakak Jeno tidak akan suka."

Friend with Benefit ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang