FWB : 36. Terpilih

6.8K 943 276
                                    

Part ini emang agak sedikit tapi tetap ramaikan ya beb 🥺💚

💦

Selesai melakukan tes Aya masih menunggu hasil yang diperiksa oleh dokter di laboratorium. Selama menunggu itu Aya tampak gelisah sedangkan Jane berusaha sebisa mungkin menenangkan sahabatnya. Jane tidak mau Aya terlalu gelisah sehingga mengganggu kandungannya tersebut.

Terlihat Jaemin sama gelisahnya, dia berdiri menyandar pada tembok di sebelah pintu ruangan laboratorium. Dia betulan tidak karuan, rasanya seperti menunggu hasil wawancara di tempat pekerjaan.

Haechan mengabari Aya tadi kalau dia sudah berada di jalan menuju rumah sakit. Haechan juga sama gelisahnya, dia bahkan tidak tenang mengendarai mobil namun setelah mendengar suara Aya melalui telepon hati Haechan sedikit membaik.

Ceklek

Seorang dokter keluar dari dalam ruangan laboratorium reflek membuat Aya berdiri dan menghampiri dokter tersebut dengan penuh penasaran.

"Hasilnya udah keluar, dok?" Tanya Jane mewakili Aya yang sudah tak sanggup bersuara. Semuanya menatap penasaran kepada sang dokter termasuk Johnny.

"Hasilnya sudah keluar, data akan diberikan oleh salah satu perawat. Jadi, kalian tunggu sebentar lagi." Jelas sang dokter.

Jane mengangguk paham. "Baik dokter, terimakasih banyak."

Dokter tersebut tersenyum tipis sebelum akhirnya pergi meninggalkan mereka lantas tidak lama kemudian seorang perawat keluar dari dalam ruangan sembari memegang map berwarna coklat di tangannya.

"Dengan nyonya Athaya?" Tanya perawat tersebut.

Aya mengangguk memajukan sedikit langkahnya. "Iya, saya sendiri."

Seorang perawat tersebut pun memberikan map coklat yang berada di tangannya kepada Aya. Aya menatap map tersebut sejenak, dia menelan ludahnya sebelum akhirnya menerima map itu dengan jantung yang berdebar dan tubuh agak gemetar.

"Terimakasih, suster." Kata Aya.

Suster tersebut tersenyum tipis lantas pergi meninggalkan mereka. Semua orang beralih menatap Aya penasaran, Aya membalas tatapan mereka satu persatu sebelum akhirnya menghela napas panjang dan membuka dengan perlahan map coklat tersebut.

"Apa?!" Tanya Jane penasaran.

"Belum kelihatan." Kata Aya.

Jujur, Jaemin betulan gelisah sekarang. Keringat dingin bercucuran dan jantungnya berdebar lebih cepat dari sebelumnya seolah sedang beradu kecepatan dengan aliran darah.

Aya mengeluarkan kertas di dalam map dengan perlahan-lahan tapi pasti sampai akhirnya dia membaca hasil dari tes yang dipaksakannya barusan.

Aya bungkam menarik rasa penasaran ketiga orang dihadapannya.

"Aya! Sori gue telat. Apa hasilnya?"

Mereka reflek menoleh pada Haechan yang baru saja sampai, napasnya terengah-engah akibat berlari terbirit-birit.

"Apa hasilnya, Ay?" Tanya Jaemin memilih membuka suara saking penasarannya.

Aya menatap Jaemin, cukup lama, matanya berkaca-kaca, membuat Jaemin keheranan. Dia menaikkan alisnya bingung meminta penjelasan, saat mulutnya hendak terbuka Aya dengan tiba-tiba menghempaskan tubuhnya ke dalam pelukan Jaemin.

Semua orang reflek mengerjapkan matanya dan tubuh Haechan langsung membeku.

"Ay?" Jaemin menepuk pundak Aya perlahan dengan ekspresi kebingungan.

Friend with Benefit ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang