FWB : 33. Bawaan bayi

8.6K 1K 191
                                    

Voment gak?!😤

💦

Setelah mengungkapkan keputusannya, walau ada sedikit perdebatan akhirnya semua orang setuju dengan keputusan Aya. Mereka akan menunggu selama sekitar lima Minggu lagi kandungan Aya mencapai sepuluh Minggu.

Mama dan nenek tadinya akan diam di apartemen Aya dulu namun Aya nggak mau merepotkan kedua perempuan tersebut, apalagi merepotkan Mama yang harus mengurus Aya sekaligus nenek alhasil mereka berdua pulang. Jane dan Johnny pergi karena akan ada urusan sehingga kini hanya menyisakan Aya, Jaemin dan Haechan terduduk di sofa.

"Lo berdua nggak pulang?" Tanya Aya menatap Jaemin dan Haechan bergantian.

"Gue nggak bisa tinggalin lo sendirian disini." Haechan menjawab lebih dulu.

Jaemin memutar matanya jengkel kemudian menatap Aya penuh khawatir. "Gue nggak mau lo pergi lagi."

Aya terkekeh pelan. "Gue nggak akan pergi."

"Tetep aja, tinggalin lo disini sendirian bikin hati gue nggak tenang." Jaemin menimpali.

Kali ini Haechan yang memutar matanya jengkel lantas menatap Aya dengan penuh ketulusan. "Ay, kondisi lo sekarang lagi nggak baik-baik aja. Nggak seharusnya lo tinggal sendiri di rumah ini. Biarkan gue malam ini tidur di rumah lo, Ay."

"Gue juga." Jaemin membalas tak mau kalah.

"Apaan sih anjing nggak usah ikut-ikutan lo!" Haechan menatap Jaemin sinis.

"Bacot tolol. Gue nggak mungkin tinggalin lo berdua disini. Aya lagi hamil, lo kalau apa-apain dia gue betot ya anjing."

"Gue juga tau Aya lagi hamil, justru itu gue pilih tidur disini biar kalau dia butuh apa-apa nggak usah repot!"

Sumpah, kepala Aya menadak pening melihat perdebatan dua orang di hadapannya ini.

"Ya gue--"

"Gue nggak mau lo berdua ada disini." Aya memotong perkataan Jaemin, matanya menatap kesal pada dua cowok di hadapannya ini. "Lo berdua lebih baik balik, okay?"

"Tapi Ay--"

"Gue nggak terima penolakan."

Tanpa menunggu Jaemin dan Haechan kembali bersuara Aya lebih dulu berlalu meninggalkan kedua cowok itu menuju kamarnya dan menutup pintu.

"Aya!" Panggil Jaemin seraya berdiri namun Aya tidak peduli, dia malah mengunci pintu kamar dan merebahkan tubuhnya di kasur sembari menutup telinga menggunakan bantal.

Jaemin mendengus kesal sedangkan Haechan ikut berdiri lantas menepuk pundak Jaemin.

"Balik, bego." Kata Haechan.

"Gak usah pegang, anjing."

Haechan tidak menanggapi, dia memilih pergi meninggalkan Jaemin. Lagi-lagi Jaemin mendengus, dia tidak ingin pergi tapi jika dia tetap disini Aya pasti akan marah padanya alhasil dia memilih ikut keluar dengan Haechan.

Jaemin menutup pintu apartemen Aya setelah keluar. Dia menatap punggung Haechan yang kini berjalan di hadapannya.

"Lo suka sama Aya?"

Haechan yang ditanya pun menghentikan langkahnya, dia memainkan lidah di balik pipi hingga menimbulkan tonjolan lantas dengan muka songongnya berbalik menghadap Jaemin, kedua tangan masuk ke dalam saku celana dan dagunya terangkat.

"Kalau emang iya, kenapa?"

Tangan Jaemin mengepal kesal, rahangnya mengeras dan dadanya naik turun bergemuruh.

Friend with Benefit ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang