Mulmed adalah PLA (Para Lelaki Athaya)
VOMENT PART INI RADA PANJANG😤😤
💦
Aya dan Haechan tiba dengan selamat di Bandung sekitar jam lima sore. Mereka disambut dengan baik oleh keluarga di Bandung. Ternyata Haechan datang dari keluarga baik-baik, Uminya berhijab begitupula dengan abahnya yang selalu menggunakan sarung. Entah kenapa Haechan bisa sedikit nakal seperti ini mungkin karena pengaruh pergaulan bebas. Tapi itu tidak menutup bahwa Haechan juga masih termasuk dalam kategori anak baik terlebih dia sangat bertanggung jawab dan tulus. Orangtua Haechan tidak gagal mendidik sang anak.
Pertama datang Umi menangis tersedu-sedu meminta maaf atas apa yang sudah diperbuat Haechan kepada Aya. Umi benar-benar menyesal dan merasa bersalah karena sudah mendidik Haechan dengan salah. Hal itu membuat Aya merasa tidak enak toh yang melakukan kesalahan mereka tapi malah orangtua yang meminta maaf.
Keluarga Haechan sepakat mengadakan acara lamaran dua Minggu kemudian sekaligus berdiskusi waktu yang tepat untuk melaksanakan acara pernikahan.
Seperti biasa, setiap bertemu keluarga pasti ada acara makan bersama. Selama acara makan malam bersama keluarga Haechan tampak asik, apalagi ada Alma--adik perempuan Haechan--yang terus menerus mengoceh hal-hal yang bahkan tidak dimasuk akal namun hal itu menambah kehangatan dalam makan malam tersebut.
Waktu sudah berlalu. Haechan sudah terlelap sekitar satu jam yang lalu sementara Aya masih belum bisa menutup matanya. Entahlah, kepala Aya terasa sangat berisik dan pikirannya tertuju pada seseorang yang saat ini dia rindukan.
Saat ini posisi Aya tengah telantang di atas kasur dengan Haechan yang melingkarkan tangannya di atas perut Aya. Aya menoleh ke samping melihat Haechan yang benar-benar sudah terlelap dalam tidurnya, dia pun melepaskan tangan Haechan secara perlahan sebelum akhirnya beranjak dari kasur dan keluar kamar.
Aya tidak tau mau kemana intinya dia ingin menenangkan pikiran terlebih dahulu supaya dia bisa tidur nyenyak malam ini.
Aya menghentikan langkahnya di sebuah kursi kayu panjang yang berada di taman kecil. Jadi, rumah Haechan terbilang cukup besar dia memiliki taman kecil di dalam rumahnya.
Pandangan Aya tertuju pada kolam ikan di depannya. Semua ruangan sengaja digelapkan karena memang sudah terbiasa dilakukan oleh keluarga Haechan. Aya merasa sedikit tenang sekarang.
Jujur, Aya sangat merindukan Jaemin. Semenjak hari itu dia masih belum bisa bertemu Jaemin bahkan Jaemin tidak membalas pesan yang Aya kirimkan. Jaemin seolah menghilang dalam sekejap dari kehidupan Aya.
Tapi, Aya harap itu tidak benar-benar terjadi.
Aya paham mungkin Jaemin butuh waktu untuk sendiri, jadi tidak masalah jika seandainya Jaemin menghilang untuk sementara waktu.
"Teh?"
Aya menoleh terkejut ke samping mendapati Alma berdiri disampingnya.
"Alma, kaget ih." Kata Aya memegang dadanya.
Alma terkekeh pelan kemudian memilih duduk di samping Aya. "Maaf teh, abisnya Teh Aya ngapain atuh malam-malam disini?"
"Teteh nggak bisa tidur, Alma."
Alma mengangguk-anggukan kepalanya dan beroh ria. "Oooh, terus si aa udah tidur tapi?"
Aya mengangguk.
"Dih si aa mah kebo, padahal calon istrinya teh nggak bisa tidur bukannya ditemenin malah sare aja terus."
Aya tertawa kecil. "Gapapa atuh ih, lagian kan aa kamu juga capek habis nyetir mobil dari Bogor ke Bandung."
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend with Benefit ✔️
Fanfiction[Na Jaemin Fanfiction] "Sumpah, lo kok betah si temenan sama Jaemin?" "Kalo sama-sama enak, kenapa nggak?" Published on : Selasa, 2 Februari 2021 End : Rabu, 28 Juli 2021 Highest rank #5 in Fanfiction