Sahurnya voment di sini yuk😘😘😘😘
💦
"Kamu yakin mau berangkat sekarang, Jen? Nggak besok aja?" Tanya Donghae masuk ke dalam kamar setelah Jeno dan Aya usai merapikan barang-barang yang akan Jeno bawa ke Jerman. Nggak banyak sampai bawa koper sih sebab disana juga masih ada baju Jeno lagipula Jeno nggak akan lama-lama di Jerman.
Jeno menggeleng yakin. "Nggak, Yah. Kasian Bunda kalau Jeno berangkat besok otomatis operasinya ketunda."
"Yakin bisa ninggalin Aya?"
Jeno melirik Aya yang tengah menunduk malu sekarang lantas Jeno terkekeh gemas. "Tenang aja Ay, aku nggak akan ninggalin kamu kok."
Aya mengangguk.
"Yaudah, berarti gantian deh selagi Jeno di Jerman, Aya buat Ayah aja."
"Sembarangan!" Jeno menyergah dengan cepat. "Aya juga nggak mau kali sama orang tua kaya Ayah!"
"Yeh, biarpun tua Ayah kan ganteng, banyak duit lagi. Siapa yang nggak mau sama Ayah?" Donghae menarik turunkan alisnya sedangkan Jeno mendengus dan tangannya langsung menggenggam erat tangan Aya membuat Donghae tertawa kecil dibuatnya.
Donghae nggak menyangka, Jeno yang sempat trauma dengan sebuah hubungan gara-gara pertengkaran kedua orangtuanya kini menjadi Jeno yang sangat budak cinta, kalau kata anak-anak jaman sekarang mah.
Sementara di samping Jeno, Aya malah mesem-mesem. Nggak salah sih apa yang dikatakan Donghae, ayah dari kekasihnya itu memang ganteng, tajir, nggak kelihatan kalau beliau udah berumur dan punya anak bujang satu. Gapapa juga kalau Aya sama ayahnya, nggak bakal nolak kok.
"Ay, kok mesem-mesem?"
Aya membuyarkan lamunannya lantas menoleh pada Jeno. "Hah? Nggak kok!"
"Jangan-jangan kamu beneran mau selingkuh ya sama ayah aku?" Tuding Jeno.
Dengan cepat Aya menggeleng. "Nggak kok! Aku nggak mau serakah, dapat anaknya juga udah cukup."
Kini sekarang Jeno yang di buat mesem-mesem oleh Aya. Tak disangka walaupun Jeno terlihat lembut dan santai dia dapat merasa salah tingkah juga jika dapat perlakuan seperti ini dari orang yang dia cintai.
Donghae berdecak berkali-kali dengan tangan berkacak pinggang dan kepalanya menggeleng-geleng. "Ckckck, kalian ini nggak kasihan apa sama Ayah? Berani-beraninya romantis-romantisan di depan Ayah???"
Jeno dan Aya tertawa kecil kemudian Jeno menarik Aya ke dalam rangkulannya.
"Makanya, cari istri baru." Kata Jeno, menyindir.
Donghae merengut. Sejujurnya, pengen tapi Donghae terlalu asik sendirian.
"Udahlah, ayo Jeno berangkat biar Ayah yang antar kamu ke bandara."
"Ayo."
Mereka bertiga pun keluar dari dalam rumah bersamaan. Masuk ke dalam mobil Donghae dengan Aya yang duduk di kursi belakang sendirian sementara Donghae dan Jeno di depan. Mereka mengobrol banyak hal dan tertawa bersama. Namun tidak bisa dipungkiri kalau sekarang Aya tampak merasa cemas dengan kepergian Jeno.
Entahlah.... Perasaan Aya menjadi tidak enak. Mungkin karena ini pertama kalinya dia ditinggal oleh pacarnya dan Aya belum pernah menjalin hubungan jarak jauh. Walau Jeno hanya sebentar saja rasanya sangat sulit untuk Aya berpisah dengan Jeno.
Sesampainya di bandara mereka mengantar Jeno masuk ke dalam. Aya tak bisa melepaskan genggamannya pada tahun Jeno.
"Jeno, kamu disana hati-hati ya. Salam dari Ayah buat bunda." Kata Ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend with Benefit ✔️
Fanfiction[Na Jaemin Fanfiction] "Sumpah, lo kok betah si temenan sama Jaemin?" "Kalo sama-sama enak, kenapa nggak?" Published on : Selasa, 2 Februari 2021 End : Rabu, 28 Juli 2021 Highest rank #5 in Fanfiction