FWB : 25. Kembali

10.7K 1.1K 275
                                    

Voment atuhlah :'(

💦

Beberapa hari sudah berlalu dan Aya sudah melakukan aktivitasnya seperti biasa. Soal Jaemin masih saja sama. Dia selalu datang ke apartemen Aya untuk sekedar mengerjakan tugas atau kadang melipir tidur bareng. Pure tidur bareng tidak ada apa-apa lagi.

Aya juga agak heran kenapa Jaemin menjadi tahan tidak seperti dulu. Yah tau sendiri bagaimana Jaemin dulu, lihat Aya pakai tanktop doang langsung mengajak silaturahmi kelamin.

Tapi sekarang beneran beda, Jaemin jadi bersikap lembut terhadap Aya semenjak kejadian di vila puncak saat itu. Aya berusaha bersikap biasa aja tapi bagaimana pun Aya juga pasti merasa aneh. Tau sendiri, dari dulu hanya Jeno yang hanya bersikap lembut kepada Aya lalu setelahnya Aya menerima kembali kelembutan dari seseorang yang bukan Jeno.

Aneh.

Aya hanya bisa menerima kelembutan Jeno, bukan cowok lain. Terlebih Jaemin dulu pernah membuat Aya kecewa berat.

Oh iya soal ucapan Jaemin yang bilang kalau Jaemin menyukainya, Aya tidak terlalu ambil pusing. Toh, di mata Aya, Jaemin tetap sama.

Jaemin cowok brengsek.

Penjahat kelamin.

Jaemin bersikap lembut juga memiliki tujuan yang lain. Apalagi kalau bukan menginginkan tubuh Aya kembali?

Oke sewaktu-waktu mungkin Aya sama sekali nggak bisa menolak perlakuan Jaemin sebab Aya pun menginginkannya tapi satu sisi Aya juga sudah merasa lelah meminum obat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan terhadap apa yang dia lakukan.

Hari ini Aya selesai ngampus sekitar jam dua karena hanya 1 matkul dan sekarang dia sedang berjalan di trotoar depan kampusnya. Sendirian, tapi jalanan ini ramai banyak pedagang kaki lima.

Sebetulnya Aya pengen datang ke pemakaman Jeno sebab dia merindukan cowok itu makanya sekarang Aya berniat mau jalan beberapa meter dari kampus untuk beli bunga. Kalau naik ojek terlalu dekat kalau jalan sih agak jauh tapi nggak masalah kok, Aya emang lagi pengen jalan.

"Athaya!"

Aya menoleh ketika ada seseorang yang memanggilnya. Dari kejauhan Aya dapat melihat Haechan di depan kafe tengah melambaikan tangannya. Dia nggak sendiri melainkan berdiri dengan seorang perempuan.

Alis Aya mengernyit kebingungan, pasalnya dia sama sekali tidak akrab dengan Haechan. Mengobrol pun hanya saat ketika di pemakaman Jeno. Aya pun menggerakkan jarinya menunjuk dirinya.

"Gue?"

Haechan mengangguk cepat. "Iya kamu, cepetan sini!"

Kamu.

Ini agak aneh sih tapi yaudahlah.

Walau penuh kebingungan Aya pun berjalan menghampiri Haechan. Nambah bingung lagi ketika Haechan tiba-tiba menarik tangan Aya dan menggenggamnya.

Haechan tersenyum lantas mengulurkan tangan yang lainnya mengelus puncuk kepala Aya. "Maaf ya kalau kamu nyariin."

Haechan mengerjapkan matanya beberapa kali buat Aya langsung paham apa yang sebenarnya terjadi. Oke, ini waktunya Aya untuk mengeluarkan bakatnya.

Apalagi jika bukan berakting?

"Iya gapapa kok sayang," Haechan agak kaget sedangkan Aya tersenyum lalu mengalihkan pandangannya pada pasangan di hadapan mereka. "Kamu lagi ngobrol sama siapa ini?"

"Ah ini--"

"Gue Kia, mantannya Haechan." Cewek itu mengulurkan tangannya ke hadapan Aya dengan menekankan kalimat 'mantannya'.

Friend with Benefit ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang