Ini full moment Haechan - Aya
Semoga suka💚
Cie kapal Haeya berlayar🌚
VOMENT YE JAN MAU BACANYA AJE AUTHOR JUGA MANUSIA YANG BUTUH DUKUNGAN🤡💦
Aya dan Haechan sedang berada di dalam mobil. Setelah hasil kemarin keluar mereka berdua memutuskan untuk langsung memberi tau keluarga Aya yang berada di Bogor sebab jika dinanti-nanti Papa Aya sudah sangat marah dan ingin buru-buru anaknya menikah sebelum orang lain mengetahui bahwa sekarang anaknya tersebut sedang mengandung.
Mereka baru berangkat dari apartemen Aya sekitar sepuluh menit yang lalu dan selama itu Aya sama sekali tidak membuka suara sedangkan Haechan memilih untuk terdiam. Sejujurnya Haechan ingin mengajak Aya bicara namun Haechan mengerti bahwasanya Aya sedang tidak bisa diajak banyak bicara sekarang.
"Haechan," panggil Aya tiba-tiba.
Haechan menoleh sekilas. "Kenapa, Ay?"
"Lo kok diem aja sih dari tadi?"
"Ha?" Haechan menaikkan alisnya bingung, dia tidak tau harus menjawab apa.
"Gue bete banget, ajak bicara kek."
Haechan terkekeh. "Gue kira lo lagi banyak pikiran, nggak mau banyak omong jadi gue diem."
"Yaelaaaahh, siapa sih yang nggak banyak pikiran? Tapi kan gue juga harus bisa kontrol pikiran gue, gue nggak mau ya anak kita kenapa-kenapa."
Anak kita.
Mendengar itu reflek membuat bibir Haechan terangkat membentuk senyuman. Jantungnya berdebar tidak karuan dan pipinya memerah.
"Aya, lo beneran mau nikah sama gue?" Tanya Haechan meyakinkan sekaligus membuka pembicaraan diantara mereka berdua.
"Kenapa nggak? Tapi lo udah persiapkan semuanya kan? Nggak mungkin kan lo nikahin gue pakai uang orang tua lo?"
Haechan tertawa kecil, "Ya nggaklah! Gini-gini gue juga punya tabungan kali. Awalnya sih uang itu sengaja gue tabung buat beli rumah sendiri tapi ternyata nggak disangka bakal ada tanggung jawab yang lebih penting dari itu."
"Hmmm, tenang aja sih. Buat rumah kan nanti kita bisa nabung sama-sama."
Haechan mengangguk. "Iya."
Selanjutnya Aya hanya menatap Haechan yang sibuk menyetir. Tatapannya cukup lembut dan sangat dalam. Aya tidak menyangka, dia akan membicarakan hal ini dengan seseorang yang bahkan datang tak sengaja ke dalam kehidupan Aya. Seseorang tersebutlah yang nantinya akan menjadi pasangan seumur hidup buat Aya.
"Haechan." Aya memanggil Haechan tiba-tiba.
Haechan menoleh. "Kenapa, Ay?"
"Lo... Beneran mau terima gue?"
Alis Haechan mengernyit bingung. "Ya mau, emang kenapa?"
Aya menunduk, bibirnya tersenyum miris. "Lo kan tau sendiri sebenarnya gue..."
"Iya gue tau kok sebenernya hati lo buat Jaemin. Katanya sih cinta datang karena terbiasa. Gue nggak akan menyuruh lo untuk terburu-buru buka hati buat gue tapi gue bakal berusaha sebisa mungkin supaya lo mempersilakan gue untuk masuk dan menetap sebagai satu-satunya orang yang ada di hati lo."
Haechan salah, karena sampai kapanpun tempat tersebut masih dikuasai oleh Jeno. Sosok yang sudah memberikan segalanya untuk Aya. Manusia langka yang dapat menerima wanita hina seperti Aya.
"Aya, makasih."
Aya mengangkat kepalanya bingung. "Makasih untuk apa?"
Haechan tersenyum lantas tangan satunya terulur mengelus perut Aya. "Makasih udah mau pertahanin anak nggak bersalah ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend with Benefit ✔️
Fanfiction[Na Jaemin Fanfiction] "Sumpah, lo kok betah si temenan sama Jaemin?" "Kalo sama-sama enak, kenapa nggak?" Published on : Selasa, 2 Februari 2021 End : Rabu, 28 Juli 2021 Highest rank #5 in Fanfiction