VOMENT JUSEYOOO🥺
💦
Lamaran sudah dilaksanakan satu Minggu yang lalu dan dua keluarga sepakat mengadakan acara pernikahan Minggu depan. Hari ini pula undangan pernikahan sudah mulai di sebar sementara Aya dan Haechan mau mengecek kesiapan segala macem. Memang seharusnya di pingit sih, tapi Aya dan Haechan enggan melakukan itu sekarang sebab dia mau memastikan kesiapan pernikahannya sendiri.
Sekarang Aya dan Haechan sedang sibuk membagikan surat undangan kepada kerabat terdekat seperti Jane dan teman-teman Haechan. Tidak terlalu banyak orang yang diundang sebab Aya meminta untuk mengadakan acara pernikahan yang cukup sederhana, tidak perlu mewah.
Pernikahan akan diadakan di Bogor. Di sebuah gedung yang sudah disiapkan oleh pihak wedding organizer.
Belakangan ini Aya sering sekali mual karena kondisi kandungannya. Perut Aya juga sudah agak membesar sehingga dia harus merelakan gaun pengantin impiannya dan menggantinya dengan gaun yang muat di badannya. Sebenernya bisa aja kalau Aya tetap pengen pakai yang itu, namun Aya tidak mau ribet alhasil dia memilih yang ada aja.
Setelah pergi mengantar undangan pada Jane, Aya dan Haechan memutuskan untuk langsung ke toko kue yang direkomendasikan oleh Jane. Cabangnya emang ada dimana-mana, di Bogor juga ada, tapi Aya lebih pengen yang ada di Jakarta takut rasanya berbeda. Sekalian juga dia mau mengambil barang yang tertinggal di apartemen.
Dilihat, Aya tampak gelisah duduk di sebelah Haechan. Matanya fokus menatap ponsel, berkali-kali dia menelepon Jaemin namun tidak diangkat juga oleh Jaemin.
Memangnya Jaemin sepengen itu ya menjauh dari Aya?
Padahal Aya ingin bertemu dengan Jaemin walau hanya sekali sebelum pernikahannya berlangsung, sebelum dia juga menjadi istri orang nantinya. Selain itu juga Aya rasa Aya harus meluruskan sesuatu tentang apa yang membuat mereka menjadi seperti ini sekarang.
Rasanya masih aneh aja kalo mereka selesai dengan menggantung kaya gini.
"Jaemin masih belum bisa dihubungi?" Tanya Haechan yang paham bahwa sedari tadi calon istrinya itu berusaha menghubungi Jaemin.
"Belum. Aku nggak tau deh kenapa dia kaya gini banget, Chan?? Kayanya aku salah banget sama Jaemin."
Aku-kamu memang sudah menjadi sebutan lembut mereka belakangan ini.
"Tunggu aja deh, siapa tau dia juga sibuk sama urusan tugasnya."
"Ya tapi kan--tetap aja. Aku nggak mau kita berakhir kaya gini. Kaya... Masih ada sesuatu yang harus diluruskan, Chan."
"Iya Aya, aku juga ngerti kok."
"Chan, kalo Jaemin nggak mau datangin aku sampai akhir gimana, ya? Maksudnya, dia bener-bener nggak mau ketemu aku."
"Dia pasti bakal mau kok ketemu kamu, tenang aja."
Aya menghela napas panjang lalu kembali menatap layar ponselnya. Dia tidak mau menyerah, dia pun memanggil kembali nomor ponsel Jaemin dan Bingo!! Jaemin mengangkatnya.
"Hallo Jaem???" Sapa Aya menempelkan ponselnya di telinga sementara Haechan menyetir sembari melirik Aya sesekali.
"Ekhm.. halo?"
"Kenapa baru angkat sekarang?"
"Gue lagi sibuk, sorry."
"Oke gapapa. Lo bisa ketemu gue hari ini?"
"Gue-- JAEMIN INI BOXER LO MAU DIBAWA JUGA KE JEP---
"Apaan si bangsat, diem gue lagi telepon!!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend with Benefit ✔️
Fanfiction[Na Jaemin Fanfiction] "Sumpah, lo kok betah si temenan sama Jaemin?" "Kalo sama-sama enak, kenapa nggak?" Published on : Selasa, 2 Februari 2021 End : Rabu, 28 Juli 2021 Highest rank #5 in Fanfiction