Freya menghembuskan napasnya untuk yang kesekian kali, sambil menatap cermin besar yang berada didepannya.
Setelah kejadian yang memalukan tadi dimana ia salah masuk ruangan, membuat Freya merasa kesal sendiri karena duduk sia-sia selama dua jam. Mana kehadirannya tak dihitung pula.
Setelah memastikan penampilannya tetap oke, dan wajahnya tetap terlihat fresh, Freya kembali melangkah keluar dari toilet dan mengedarkan pandangannya ke segala arah.
Freya berjalan tak tentu arah dan mengikuti kata hatinya untuk bisa menuntunnya ke jalan yang benar, walaupun hal itu jarang terjadi.
Dari arah yang berlawanan, Freya melihat segerombolan cowok tengah berjalan sambil melempar candaan satu sama lain, hal itu mengingatkannya kepada Fauzan juga teman-teman abangnya itu saat masa-masa sekolah dulu, dimana Freya menyelinap masuk diantara kakak kelas dibawah perlindungan Fauzan.
Tanpa disangka, di barisan paling belakang gerombolan cowok itu, mata Freya berhasil menangkap sosok Rezel yang yang berulangkali memegang lehernya seperti terlihat pegal.
Tanpa ragu, Freya berdiri dan menghalangi jalan para cowok yang menjadi kakak tingkatnya itu. Mereka semua sempat merasa kaget sekaligus heran dengan kehadiran Freya yang tiba-tiba.
"Sorry kakak. Boleh meminjam salah satu personilnya sebentar?" senyum manis Freya membuat mereka hampir terhipnotis, apalagi dua dari keempat cowok itu memandangi Freya dari atas sampai bawah dengan wajah mupeng. Namun tentu dari dua orang itu, bukan Rezel salah satunya.
"Mas Zel..." panggil Freya dengan nada yang dibuat selembut mungkin. Sedangkan Rezel mengedarkan pandangannya kearah lain. Bahkan cowok itu keluar dari barisan teman-temannya dan berjalan menjauh, untuk menghindar dari makhluk siluman dedemit yang bernama Freya.
Dengan langkah ninjanya, Freya menyusul Rezel, tak menyia-nyiakan kesempatan untuk terus berdekatan dengannya.
Rezel menghentikan langkahnya, menatap Freya geram, "ngga usah ngikutin gue!"
Sudah sering Freya mendengar kalimat usiran dari mulut Rezel yang terlahir pedas itu. Hati Freya sudah tahan banting untuk itu, tekadnya yang gigih untuk menaklukan Rezel membuatnya buta akan kesakitan apapun yang akan diterimanya nanti. Freya terlalu siap, bahkan dengan hal-hal yang tak terduga untuk kedepannya.
Langkahnya masih setia menyeimbangi langkah Rezel, tak peduli kemanapun kaki cowok itu berpijak, Freya akan berusaha untuk ikut memijaki tanah yang sama dengannya.
"Mas--"
"Stop, Frey! Gue udah berapa kali bilang sama lo buat berhenti manggil gue Mas."
Freya hanya menyengir lucu, "marah-marah terus, gemes deh!" Freya mencoba meraih pipi Rezel hendak mencubitnya, namun tangan Rezel menepisnya dengan kasar.
"Mas Zel, Peya mau curhat, masa tadi Peya salah masuk kel--"
"Rezel!" panggil seorang perempuan yang tengah berjalan menghampiri mereka.
"Ada apa, Mei?" tanya Rezel dengan tatapan datarnya.
Meira. Cewek yang Freya ketahui dengan gencar mendekati Rezel terang-terangan. Saat acara OSPEK beberapa waktu lalu, saat dimana Rezel menjadi salah satu panitia, Meira selalu berusaha menempeli Rezel kemanapun seperti perangko yang mana hal itu membuat Freya gondok bukan main.
Mungkin jika pada saat itu Freya berusaha menahan napsunya untuk menjambak dan membully Meira karena masih berstatus calon mahasiswa, tidak untuk sekarang. Freya akan menunjukan sisi garangnya pada siapapun yang menganggu miliknya.
"Gue--"
"Jangan deket-deket sama Mas Rezel nya gue!" hardik Freya saat langkah Meira semakin mendekat, tubuh Freya langsung bergeser menutupi Rezel, tak memberikan akses pada siapapun untuk menyentuh Rezel.
KAMU SEDANG MEMBACA
FREYA : MY NAUGHTY GIRL
Teen Fiction[FOLLOW DULU, BEBERAPA PART DI PRIVATE] Hurt Series : 2nd Spin Off : JINOVAR -- Freya Kinandhita, seorang cewek narsis dan eksis di dunia maya maupun realita. Mempunyai wajah cantik, tubuh sexy, dan dikenal banyak orang membuat para lelaki rela meng...