Part [39]

7.1K 532 65
                                    

"Eh hai Frey. Tumben nyamperin kesini, ada apa?" Freya menatap kearah teman-teman Januar yang tengah bercanda ria, "bisa ngomong sebentar, Kak?"

"Berisik ya disini? Yaudah kita keluar." Januar menuntun Freya ke koridor sepi, "kenapa-kenapa?"

"Em, ngga papa sih, Kak. Gue cuma mau nyampein terimakasih Umi ke Lo. Soal hadiah yang kemaren Lo kirim kerumah gue."

"Oh soal itu, okay, sama-sama. Gimana? Umi Lo suka?"

"Harusnya pertanyaannya buat adek gue pas lahir nanti deh, kan yang pakek dia."

"Iya sih, tapi kan bayi belum bisa bilang apa-apa."

"Suka kok suka. Kata Umi, dia jadi ngga perlu beli stroller lagi karena udah ada yang ngasih."

"Tanyain Umi Lo, dia butuh apalagi? Biar gue aja yang beli."

"Astaga, ngga ya. Lo bukan bapaknya adek gue Kak, kok kesannya Lo bertanggungjawab banget sama kebutuhan dia."

"Yaudah, Lo mau gue tanggungjawabin ngga?"

"Masih aja ya," Freya menggeleng heran, "kalo gitu gue balik ya Kak. Gue cuma mau sampein yang tadi aja."

"Balik ... ke kelas?"

"Oh, ngga. Gue mau ke perpus dulu, ngerangkum tugas buat deadline besok."

"Sendirian?"

"Maybe," Freya menggedikan bahunya, "kalau temen gue masih nunggu gue disana, berarti gue ngga sendiri."

"Yaudah, semangat ya nugasnya, calon istri..."

"Kak Januar!" Freya membekap mulut Januar dengan telapak tangannya, serta memelototi kakak tingkatnya itu dengan wajah galak. Jarak mereka yang sangat dekat membuat Januar melingkarkan tangannya di pinggang Freya, dan Freya cukup terkejut akan hal itu.

"Lo lucu kalo mukanya lagi galak, Frey."

Freya tersenyum sinis, "muka gue mau digimanain juga tetep lucu," perlahan ia mendorong dada Januar agar rangkulan tangan laki-laki terlepas. Selain karena takut ada mahasiswa lain yang memergoki mereka, Freya juga khawatir kalau-kalau tangan Januar meraba korset di pinggangnya.

"Gue tunggu ya nanti pulangnya, bareng aja."

"Ngga usah deh kayaknya, Kak. Tugas gue lumayan banyak. Selain ngumpulin buat deadline besok, gue juga harus ngumpulin tugas susulan pas gue absen kemaren-kemaren."

"Gue bisa nung--"

"Jangan ya, gue nanti minta jemput Abang gue aja."

"Beneran? Kalau tiba-tiba Abang Lo ngga bisa, gimana?"

"Bisa. Tadi sebelum berangkat, gue udah ngomong kedia buat jemput."

"Yaudah kalo gitu." Freya langsung berjalan dengan langkah cepat kearah perpustakaan.

"Eh, tunggu, tunggu." Freya menghentikan langkah saat seorang perempuan menghampirinya sambil tersenyum ramah, "Lo ... Freya, kan?"

"Oh, ya. Kenapa?"

"Gue Liska," Freya mengangguk sambil menyambut uluran tangan perempuan yang bernama Liska itu, "ada apa ya?"

"Ngga papa sih. Gue cuma mau minta foto bareng sama Lo, bisa? Gue salah satu subscriber YouTube Lo."

"Oh ya, boleh, boleh."

"Oke, mulai take ya," Freya tersenyum ke arah ponsel milik Liska dimana perempuan itu memotret beberapa kali pose selfie mereka dengan gaya yang berbeda-beda.

"Makasih banyak ya, Frey. Aslinya Lo jauh lebih cantik."

"Thankyou, Liska. Lo juga."

"Oh ya, ngomong-ngomong, Lo lagi sibuk ngga? Bisa ikut gue sebentar? Temen-temen gue juga pada mau foto bareng Lo."

FREYA : MY NAUGHTY GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang