Part [54]

5.3K 428 38
                                    

Fauzan langsung membawa Rezel kerumah sakit agar laki-laki itu segera ditangani dokter. Setelah cukup lama duduk diruang tunggu, seorang dokter wanita menghampirinya dan mengatakan kalau Rezel mengalami patah dibagian lengan kiri, juga kepalanya yang memar akibat benturan keras ke aspal. Untungnya tanda vital lainnya aman. Dan Fauzan bisa bernapas lega saat dokter memberitahunya kalau Rezel akan baik-baik saja.

"Saya boleh masuk, Dok?" Tanyanya setelah selesai mendengarkan penjelasan dokter.

"Oh boleh, pasien juga sudah siuman sejak tadi." Fauzan mengangguk lalu bergegas masuk, setelah menutup pintu, pandangan mereka bertemu. Fauzan menghela napas lalu menarik kursi untuk duduk disamping tempat tidur Rezel. Keduanya saling diam untuk waktu yang cukup lama, hingga kemudian Rezel yang pertama membuka suara, "Zan, gue ..."

"Gue yang ngehajar Lo, gue juga yang bawa Lo kesini, lucu ya Njing?" Guraunya dengan seringaian tipis. Fauzan menatap wajah Rezel yang dihiasi oleh luka lebam ciptaannya. "Jelek banget Lo," bibirnya mencebik, seolah tengah mengejek wajah Rezel, "najis."

"Zan, tentang Freya ... gue ... minta maaf."

"Basi!" Fauzan membuang wajahnya dengan jari yang bergerak menyisir rambut. "Maaf Lo ngga akan mengubah apapun. Ngga akan balikin hidup adek gue kayak dulu lagi. Ngga akan bikin keadaan balik ke semula."

"Zan, gue tahu gue tolol banget buat bisa dapetin adek Lo dengan cara yang kotor. Tapi gue ngga bohong soal perasaan gue ke Freya, Zan. Gue pengen tanggungjawab sama hidupnya. Sama masa depannya, dengan nikahin dia. Gue janji--"

"Lo tahu bakalan percuma ngucap janji sama orang yang udah Lo kecewain begitu parah, kan, Zel? Lo sadar akan hal itu, kan?"

Rezel mengangguk. Memejamkan matanya sebentar untuk menahan nyeri di bagian belakang kepalanya, "entah gimana caranya ngeyakinin Lo atas keseriusan gue, Zan. Gue cuman pengen Lo tahu kalau gue sungguh-sungguh mau hidup sama adek Lo. Gue ngga bercanda, Zan."

Fauzan melirik Rezel yang mana sorot mata laki-laki itu terlihat sendu akan keputusasaannya.

"Zan, gue mohon. Tolong batalin rencana pernikahan Freya sama Januar. Cuman Lo yang bisa lakuin itu."

Fauzan berdecih, "untungnya buat gue apaan ngancurin rencana mereka?"

"Ini demi kebaikannya Freya, Zan. Adek Lo. Lo tahu sendiri kalau Januar adalah ayah dari anak yang dikandung Ciara. Gue belum tahu persis gimana ceritanya, karena gue belum sempet ketemu Vio langsung, tapi--"

"Gue udah tahu. Rania udah cerita semuanya."

"A-apa?"

Fauzan menghembuskan napas panjang, "ya. Rania udah ngejelasin semuanya. Karena Ciara udah cerita kedia." Menimang sebentar, akhirnya Fauzan memutuskan untuk memberitahu Rezel, "Ciara sengaja jebak Lo dengan pura-pura kalau kalian tidur bareng. Padahal sebelum itu dia udah hamil. Dan Januar lah pelakunya, dia dengan sengaja perkosaan dan menghamili Ciara supaya dia bisa dapetin Ciara."

"Tapi, kenapa Ciara malah ... libatin gue dengan ngejebak gue?"

"Karena dia suka sama Lo. Dan pengen Lo yang tanggungjawab atas kehamilannya. Makanya dia sengaja lakuin cara kotor dengan ngejebak Lo. Supaya dia bisa nikah sama Lo."

Tanpa sadar, Rezel mengeratkan rahangnya, untuk menahan amarah yang tengah meliputi dadanya.

"Dan saat tahu kalau Ciara lebih milih Lo dengan ngejar dan jebak Lo, Januar udah ngga mau lagi tanggungjawab tentang anaknya sendiri. Dia lebih milih ngejar Freya buat dinikahin. Gila sih, dia lebih nerima anak orang lain daripada darah dagingnya sendiri."

"Anak gue, bukan orang lain." Ralat Rezel dengan cepat yang langsung mendapat dengusan halus Fauzan. "Gue khawatir kalau Januar bakal nyelakain anak gue, Zan."

FREYA : MY NAUGHTY GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang