Part [5]

13.1K 852 109
                                    

"SEKARANG ATAU LIMA PULUH TAHUN LAGI KU MASIH AKAN TETAP MENCINTAIMU! TAK ADA BEDANYA--"

"Gandeng sia teh blegug!"

Freya mendelik kesal saat kakak gelapnya menganggu acara solo karir nya.

Freya meneliti tampilannya didepan cermin, perfect! Seru nya dalam hati.

"Bang Pau, liat baju gue--"

"Ganti!"

"Hah? Lo kira--"

"Ganti, atau gue ngga jadi ngizinin lo buat keluar?!"

"Lo kok jahat banget sama gue? Gue udah semangat ini buat nonton balapan calon imam dunia akhirat gue."

"Baju lo terlalu open BO, Peya tolil! Lo kira malem-malem gini nyamuk pada hibernasi? Kagak! Mau lo pulang tu badan bentol-bentol?!"

"Lah, emang Mas Zel ikut balapan dimana? Hutan belantara? Pake banyak nyamuk segala!"

"Ganti, atau badan lo gue semprot pake HIT sekarang?!"

"Ya tap--"

Brak!

"Fauzan tai kambing kadaluwarsa yang banyak lalernya! Sialan emang tu orang!" Freya menggerutu kesel namun tetap menuruti perintah abangnya, bukannya apa-apa, kalau Freya tetep kekeuh, Fauzan tak akan mau mengantarkannya ke sirkuit balapan. Bisa aja sih dia pake ojol, tapi helawww! Dia selebgram! Nanti gimana si amang ojol malah minta tanda tangan, fotbar, yang malah bikin fans nya muncul dari segala penjuru? Tidak! Sekarang fokusnya hanya pada suami masa depannya.

Alhasil, Freya telah mengganti pakaiannya menjadi jeans belel dan sweater oversize tak lupa ia juga memakai topi untuk menghindar dari kejaran fans-nya (kalo ada).

Ah ya, dari semua outfit yang dikenakannya, yang paling penting yaitu parfume. Aroma parfume Freya itu limited edition, sudah ia pastikan kalau orang-orang yang bersliweran di sekitarnya tak ada yang menggunakan aroma parfume yang sama. Dan kalau ada, hmmm...jangan salahkan Freya untuk melabrak mereka untuk menyuruh mereka ganti parfume. Tapi sampai saat ini sih, itu belum pernah terjadi dan semoga saja jangan sampai kejadian.

"Lelet banget lo siap-siap! Gue lumutan nunggu lo, Jaenab!" gerutu Fauzan yang sudah siap dengan pakaian alakadarnya. Jeans pendek serta jaket parasut warna hitam yang membalut tubuhnya.

"Abi sama Umi mana?" tanya Freya yang tengah celingukan mencari keberadaan kedua orangtuanya.

"Mereka lagi pada ke rumah kolega nya Abi. Tapi tadi gue udah minta izin."

"Terus diizinin?" tanya Freya was-was.

"Izinin lah, kan gue bilangnya lo mau pesantren kilat."

Mulut Freya menganga tak percaya, apa katanya? Pesantren kilat?

"Lo sekate-kate banget sih Bang! Ngga liat apa baju gue begini?!"

Fauzan tergelak, "serius amat sih lo! Orang gue cuma becanda! Udah, pokoknya mereka udah ngizinin lo, sekarang kita berangkat, keburu lo dimulai balapannya."

Freya mengangguk lalu menaiki motor Fauzan dan memakai helm yang diberikan abangnya itu.

Mereka menempuh waktu kurang lebih dua puluh menit di perjalanan, itupun Fauzan yang mengendarai motornya dengan kecepatan banteng alias diatas rata-rata.

Alhasil, sepanjang perjalanan, Freya mengoceh kesal karena rambutnya uang sudah ia biat cetar malah berubah seperti benang kusut.

"Gue kan udah bilang! Jangan kenceng-kenceng bawa motornya! Lo mah ah! Liat! Rambut gue jadi berantakan gini!"

FREYA : MY NAUGHTY GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang