"Frey, hei!" Januar menggerakan satu tangannya didepan wajah Freya yang masih terlihat bingung.
Freya terperangah saat melihat bangunan megah didepannya, "ini ... dimana?" tanya nya dengan suara tercekat. Kepala Freya masih dipenuhi dengan kejadian tadi, sehingga saat diperjalanan, ia sama sekali tak mempedulikan Januar yang akan membawanya kemana.
"Rumah gue. Nanti gue kenalin lo ke orangtua gue sebagai pacar gue."
"Hah? Maksudnya?" Freya semakin dibuat bingung dengan ucapan Januar, apalagi ini? Kenalin ke orangtua? Sebagai pacar?
"Gue butuh bantuan lo sih lebih tepatnya, mau ya?"
"Y-ya tapi bantuan apa? Bisa lo jelasin dulu ke gue?"
"Orangtua gue berniat mau jodohin gue sama perempuan pilihan mereka, tapi gue sama sekali ngga mau, mereka setuju buat nolak asalkan gue bisa bawa calon pilihan gue ke hadapan mereka. Dan gue rasa lo orang yang tepat buat bantu gue soal ini."
Freya mendesah frustrasi, "tapi Kak, kenapa harus dadakan banget kayak gini sih? Gue ngga bisa, lo cari cewek lain aja, jangan gue."
Januar menahan lengan Freya yang hendak beranjak pergi, "ayolah Frey, bantuin gue kali ini, gue janji lo bebas minta apapun ke gue selama dalam batas wajar. Ini ngga terlalu menyulitkan lo juga kok, lo tinggal ngobrol biasa aja sama bokap nyokap gue, udah, gitu doang."
"Ya tapi ngga sesimple yang lo omongin lah Kak, ini masalahnya udah ke tahap serius loh. Perjodohan. Ya kali gue ikut bohongin bokap nyokap lo dengan pura-pura jadi pasangan lo. Dosa gue nanti sama orangtua."
Januar berdecak pelan, "yaudah kalo emang lo nya ngga mau juga gue ngga akan maksa lagi. Gue anter lo pulang aja ya sekarang."
"H-hah? Pulang? Terus bokap nyokap lo gimana? Nungguin lo dong itu?"
"Ya biarin, nanti setelah gue anterin lo balik, gue mampu dulu ke club, nayri cewek bayaran aja."
Freya menggaruk tengkuknya, "kok jadi pake cewek bayaran gitu sih, emang lo ngga punya temen cewek gitu yang bisa bantuin lo? Temen kampus lo misalnya?"
Januar hanya menggedikan bahunya, "males, nanti panjang urusannya kalo ngelibatin salah satu dari mereka. Mending pake cewek ngga bener aja sekalian yang dari luar."
"Astaga, yaudah deh! Gue aja gue aja. Cuma akting jadi pacar lo doang kan?"
Wajah Januar berubah bingung, "katanya tadi lo ngga mau."
"Y-ya ngga papa, tapi seperti yang lo bilang tadi, gue boleh minta apa aja sama lo. Deal?"
Januar tersenyum lalu mengangguk, "oke, deal!"
"Selesai acara makan malam sama orangtua lo, gue mau lo jelasin soal omongan lo tadi pas dirumah Rania."
Dahi Januar mengernyit, "yang mana?"
"Yang lo bilang tadi. So-soal Ciara."
Wajah cowok berambut ikal itu berubah kesal, "ngga ada permintaan lain?"
Freya menggeleng, "gue pengen denger penjelasan dari lo."
"Oke. Yaudah ayok masuk rumah gue, sayang."
"Ih, jangan panggil gue kayak gitu!"
"Loh, kan ceritanya kita lagi pura-pura pacaran. Harus totalitas dong?" Freya mencebikan bibirnya, ia lalu menyempatkan diri untuk bercermin di spion motor Januar, setelah dirasa oke, Freya langsung mengangguk dan mengekori Januar yang melangkah masuk kedalam rumahnya yang megah.
Saat memasuki rumah tersebut, Freya dikejutkan dengan beberapa pelayan yang berdiri sambil membungkuk saat salah satu dari mereka membukakan pintu untuk Januar.
KAMU SEDANG MEMBACA
FREYA : MY NAUGHTY GIRL
Teen Fiction[FOLLOW DULU, BEBERAPA PART DI PRIVATE] Hurt Series : 2nd Spin Off : JINOVAR -- Freya Kinandhita, seorang cewek narsis dan eksis di dunia maya maupun realita. Mempunyai wajah cantik, tubuh sexy, dan dikenal banyak orang membuat para lelaki rela meng...