Part [10]

13.3K 806 311
                                    

Freya menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Matanya hanya menatap Rezel yang berbaring telungkup di tengah ranjang, dimana Freya duduk ditepi ranjang diliputi kebingungan.

Ternyata makna dibalik kalimat 'lo temenin ... gue ... disini.' nya Rezel itu benar-benar nemenin cowok itu tidur? Mana Freya tidak bisa melihat wajah tampan Rezel saat tertidur, karena cowok itu membenamkan kepalanya di bantal.

"Ini gue beneran cuma liatin Mas Zel tidur doang apa ya? Bengong sendirian gitu?" monolog Freya masih dengan mata yang menatap punggung Rezel.

"Kirain gue Mas Zel minta ditemenin karena butuh temen ngobrol ... eh taunya--"

"Lo sendiri yang minta gue buat istirahat, Freya."

Deg.

Freya langsung berdiri dari duduknya, kaget karena Rezel yang memotong ucapannya tiba-tiba. Loh? Jadi cowok itu belum tidur daritadi?

"M--Mas Zel k--kok belum tidur?"

Rezel menolehkan kepalanya kearah Freya, dengan mata yang sedikit memerah juga berair, yang sepertinya efek dari suhu demam ditubuhnya.

"Kepala gue pusing, Frey."

Hah?

Gimana?!

Freya tak salah dengar? Rezel baru saja berbicara dengan nada rengekan nan manja seperti anak kecil.

"M--mau Peya jedotin ke kepala Peya? Katanya pusingnya bisa cepet ilang."

Rezel mendengus, "bodoh."

Freya melebarkan mata, ternyata mulut cabe Rezel masih berfungsi.

"Pijitin kepala gue, Frey." lah? Nada manjanya kumat lagi masa.

"Pijit? Serius mau Peya pijitin kepalanya? Nanti pas Peya pegang, Mas Zel ngamuk lagi, ngga d--"

Freya tersentak saat Rezel menarik tangan Freya hingga membuatnya kembali terduduk, lalu menempelkan tangan Freya didahinya yang terasa masih hangat.

"Pijit. Jadi pacar yang berguna ngga bikin lo rugi, kan?"

Pacar. Sial! Pipi Freya langsung merona mendengar satu kata yang dilontarkan Rezel barusan.

Freya langsung mendekatkan tubuhnya ke kepala Rezel, dan mulai memijit kepala cowok itu dengan pelan, membuat kedua mata Rezel terpejam, menikmati pijatan Freya.

"Lo cocok."

Freya mengerjapkan matanya, lalu tersenyum malu-malu, "cocok? Jadi ... istri Mas Zel?"

"Jadi tukang pijit."

Kampret!

Freya tersenyum gemas, ia baru saja dihempas oleh ekspektasinya sendiri. Dan itu ... sakit woy!

Rezel tiba-tiba memindahkan kepalanya ke atas paha Freya dengan kedua mata yang masih terpejam.

Tubuh Freya mendadak kaku, namun rasa bahagia yang mendominasi perasaanya. Kalau tau begini, kenapa ngga dari dulu Freya doain Rezel sakit sih--eh, tapi kasian, tapi dia juga seneng kalo Rezel jadi lebih manja kepadanya begini. Untung banyak gituloh maksudnya.

"Badan Mas Zel masih panas, kita kedokter aja yuk?"

"Emang lo bisa bawa mobil gue?"

"Hehe ... ya ngga sih. Yaudah Peya panggil dokter langganan Umi aja, gimana?"

"Dokter apa?"

"Ya dokter umum lah, masa dokter kandungan, emangnya Mas Zel hamil apa?!" haduh ... ternyata efek sakit Rezel membuat cowok itu bodoh juga.

FREYA : MY NAUGHTY GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang