Freya memijit keningnya saat rasa pening kembali menyerangnya. Untung saja jam matkul baru saja selesai. Freya menyandarkan kepalanya keatas meja, memejamkan mata untuk beberapa saat.
Ia sangat teramat mengantuk. Jam tidurnya tadi malam terganggu dengan rasa mual yang kembali menyerangnya hingga mengharuskannya untuk bolak balik kamar mandi. Dimana hanya cairan bening yang keluar dari mulutnya. Alhasil, Freya malah terjaga sampai waktu kuliah paginya tiba.
Hari ini mood-nya benar-benar rusak. Bahkan, Freya malas memakai make up sehari-harinya. Ia hanya cuci muka, memakai sunscreen, dan lipbalm. Membiarkan wajah naturalnya dilihat oleh orang-orang.
Saat kelasnya sudah benar-benar kosong, Freya menghela napas kasar, merapikan peralatan tulisnya, lalu keluar setelah menyampirkan tasnya di bahu.
Berjalan disepanjang koridor, sambil kedua tangannya masuk kedalam saku sweater yang dikenakannya. Karena Freya berjalan dengan kepala yang sedikit tertunduk, ia tak menyadari kalau seseorang tengah berdiri menghadangnya, hingga jidatnya berbentur dengan dada bidang seseorang.
Freya berdecak malas saat melihat Rezel yang tersenyum kearahnya.
Sial!
Bisa-bisanya cowok itu menunjukan senyum disaat Freya berhasil dibuat marah olehnya semalam?
Punya otak ngga sih?!
"Pulang bareng gue ya, Frey?"
"Ngga! Awas!" Freya menggeser langkahnya, hendak kembali berjalan, namun lagi-lagi Rezel menghadangnya.
"Gue bilang awas! Lo budek?!" Rezel sedikit kaget saat mendengar nada bentakan Freya. Namun ekspresinya seketika kembali normal, "gue anter, oke?"
"Ngga! Gue ngga mau!"
"Lo kenapa? Kok keliatan kesel gitu?" Rezel mencoba memegang kedua bahu Freya namun dengan cepat di tepis oleh perempuan itu.
Freya dengan kuat mendorong dada Rezel saat perutnya kembali bergejolak. Ia berlari masuk kedalam toilet dan membungkuk didepan wastafel untuk menumpahkan cairannya disana.
"Kalo masih sakit, kenapa masuk sih? Maksain banget." nada sensi itu membuat Freya mendongak, netranya bersitatap dengan Rezel yang tengah memegangi helaian rambutnya.
"Ngapain lo kesini? Ini toilet cewek!"
"Ya kata siapa toilet banci?" tatapan tajam Rezel berubah lembut, "sorry, gue cuma khawatir sama lo Frey. Lo harusnya istirahat aja dirumah sampe lo sembuh."
"Ck, ngga usah sok ngurusin hidup gue. Urusin aja hidup cewek lo!" Freya membasuh mulutnya, mengelapnya dengan tisu, lalu kembali berjalan keluar, dimana Rezel masih betah mengekorinya dari belakang.
"Ngga usah ngikutin gue!"
"Terserah gue."
Freya yang masih merasa kesal langsung menendang tulang kering Rezel hingga membuat sang empu meringis sakit. "Makan tuh terserah!"
"FREYA!" Rezel mengabaikan rasa sakitnya, mengejar Freya saat perempuan itu mencoba menghindarinya dengan berlari.
Tangan gesitnya berhasil menarik lengan Freya saat perempuan itu hampir saja tertabrak mobil yang hendak melintas. Freya yang terkejutpun refleks memeluk tubuh Rezel.
Rezel menggendong tubuh Freya yang sedikit bergetar, membawanya ke parkiran dimana mobilnya terparkir disana.
Freya yang hendak keluar saat baru menyadari kalau Rezel mendudukannya dikursi mobil, namun Rezel dengan cepat menutup pintu dan bergerak masuk duduk di kursi kemudi.
KAMU SEDANG MEMBACA
FREYA : MY NAUGHTY GIRL
Teen Fiction[FOLLOW DULU, BEBERAPA PART DI PRIVATE] Hurt Series : 2nd Spin Off : JINOVAR -- Freya Kinandhita, seorang cewek narsis dan eksis di dunia maya maupun realita. Mempunyai wajah cantik, tubuh sexy, dan dikenal banyak orang membuat para lelaki rela meng...