Part [26]

10.8K 751 447
                                    

Dari dalam mobil, Freya melihat interaksi Rezel dan Ciara, dimana cowok itu baru saja memberikan kantung kresek yang berisi makanan yang dipesan Ciara yaitu bakso.

"Mau makan dimana?" tanya Rezel saat kembali masuk dan duduk di jok kemudi.

"Ngga usah makan, kita balik kekampus aja." sahut Freya sambil membenarkan posisi ikat rambutnya.

Rezel mengernyitkan dahi sambil memutar stirnya, "kok ngga usah? Kan gue mau jelasin semua--"

"Iya, Mas Zel bisa jelasin semuanya, tapi kita ngga perlu makan. Nanti kita bisa ngobrol didalem mobil di parkiran kampus aja."

Rezel menghembuskan napas dan mengangguk kecil, "oke."

Keduanya tak ada yang mengeluarkan suara lagi sampai mereka tiba di parkiran kampus.

Rezel membuka seatbelt-nya, dan memiringkan tubuhnya menghadap Freya, "gue jelasin ya semuanya sekarang?"

Freya mengangguk, "silahkan."

Rezel berdehem pelan, entah kenapa tiba-tiba ia merasa gugup saat berhadapan dengan Freya. Rezel lalu menceritakan semuanya, mulai dari kisah perjodohannya dengan Ciara yang sulit ia gagalkan, hingga kehamilan Ciara yang tak pernah ia duga sama sekali.

Dan Freya dengan setia mendengarkan setiap ucapan yang terlontar dari mulut Rezel tanpa sedikitpun memotongnya.

Ekspresi tenang Freya sama sekali tak Rezel duga sebelumnya, cowok itu mengira Freya akan memukul dan memarahinya akibat kecewa, namun ternyata ia salah besar.

Freya mengangguk kecil, "berdasarkan dari penjelasan yang Mas Zel bilang tadi, kita emang ngga ditakdirkan buat bisa sama-sama."

Tatapan Rezel berubah sendu, "kita masih bisa berjuang Frey, gue tau kedepannya bakalan sulit, tapi asal kita saling percaya dan yakin, keajaiban itu pasti ada. Tuhan pasti bakal ngasih jalan keluarnya."

"Keajaiban? Keajaiban apa yang Mas Zel maksud? Temboknya terlalu tinggi dan kokoh, sangat sulit buat kita hancurin."

Rezel meraih tangan Freya dan menggenggamnya, "tapi gue beneran sayang sama lo Frey."

Freya menarik tangannya yang digenggam Rezel, "Mas Zel, sekarang tugas Mas Zel cuma selalu ada buat Ciara, karena dia lagi hamil. Walaupun emang anak yang dikandung Ciara bukan anaknya Mas Zel, tapi tetep aja, dia ngga bersalah. Dia butuh pengakuan dari orangtuanya."

"Dengan status Mas Zel sekarang yang udah jadi tunangannya Ciara, itu berarti Mas Zel juga ayah dari anak yang dikandung Ciara. Mas Zel harus sayang sama anak itu. Dia butuh ayah, dia ngga tau apa-apa. Dan Peya ngga mau kalau harus nurutin ego Peya buat kekeuh bisa sama Mas Zel. Peya ngga bisa."

"Jadi, lo bener-bener mau mundur dari hubungan kita, Frey?"

Freya mengangguk kaku, "cuma itu jalan terbaik. Hubungan itu bukan hanya tentang dua orang aja, tapi juga dua keluarga. Kita ngga punya pegangan buat mempertahankan hubungan kita berdua, selain perasaan sayang satu sama lain."

Rezel membenarkan ucapan Freya dalam hati. Hubungan mereka benar-benar sulit, bahkan Rezel sendiri bingung untuk mencari jalan keluar atas masalah yang datang bertubi-tubi kedalam hidupnya.

Freya menepuk bahu kiri Rezel dengan pelan, "Ciara keliatannya anak baik-baik kok, kayaknya ngga butuh waktu lama buat Mas Zel bisa jatuh cinta sama Ciara. Dia--"

"Lo ngga bisa ambil kesimpulan atas perasaan seseorang Frey, apalagi perasaan gue."

Freya menelan liurnya, "oke, maaf. Tapi seenggaknya, Mas Zel harus mencoba buat bisa ngasih hati Mas Zel ke Ciara. Sebentar lagi kalian mau menikah, dan cinta itu dibutuhkan di ikatan pernikahan semua pasangan."

FREYA : MY NAUGHTY GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang