Part [27]

10.5K 803 430
                                    

"Tante seneng banget deh, bisa belanja bareng sama kamu Frey, berasa punya anak perempuan."

Freya hanya tersenyum tipis sambil mengangguk kecil, "sama-sama Tante, saya ikut seneng kalo Tante seneng."

"Kalo gitu next time kita belanja lagi ya, kamu bebas milih apapun barang yang kamu suka."

"Tuh sayang denger, ngga usah sungkan sama Mama. Duitnya ngga akan abis kok, jadi kamu tenang aja." Freya mencubit pelan pinggang Januar yang malah tersenyum puas kearahnya.

"Mam, malu dia." adu Januar pada sang Mama yang malah membuat Freya semakin membulatkan kedua bola matanya.

"Ng-ngga Tante, oh ya Tan, barang-barang yang Tante beliin buat saya apa ngga terlalu banyak Tan?" Freya meringis pelan saat melihat beberapa tas belanjaan yang diketahui dari berbagai macam brand yang bukan kaleng-kaleng.

Bener-bener sultan ni keluarga Kak Jaguar. Batin Freya.

"Ngga dong, masa kebanyakan sih? Udah pokoknya itu buat kamu semua ya, jangan lupa dipake. Oke? Sekarang Tante mau ke kamar dulu, mau beresin semua barang buat di packing ke koper."

"Oh iya Tante, mau saya bantu Tan?"

"Ah ngga usah kalian disini aja berdua, kalo mau makan tinggal minta Bibi siapin aja. Oke?"

"Iya Mam, santai aja." kini Januar yang menyahut ucapan sang Mama.

Setelah melihat kepergian Mama Januar, Freya langsung menonjok perut cowok itu, "ngeselin banget sih lo Kak!"

Januar terkekeh sambil mengusap perutnya yang baru saja ditonjok oleh Freya, "gimana? Seneng ngga belanja bareng nyokap gue?"

Freya mengingat obrolan hangat diantara dirinya dengan Mama Januar yang memang sangat santai dan nyambung. Mama Januar bahkan lebih banyak meminta saran Freya tentang barang-barang yang akan dibelinya seperti tas, sepatu, coat, perhiasan, dan barang-barang lain yang harganya terbilang sangat fantastis.

"Gue ngga nyangka keluarga lo setajir ini Kak, syok gue."

Januar tergelak saat melihat Freya mengusap dadanya, "keluarga gue ngga tajir Frey, pas-pasan."

"Pas-pasan apanya!" Freya langsung protes namun Januar kembali memotong ucapannya, "iya pas mau beli mobil ada, pas mau beli motor ada, pas mau--awssh, sakit Frey. Tenaga lo kuli banget, ngga boong gue."

"Ya abis lo nyebelin banget jadi orang! Udahlah, gue mau pulang aja sekarang."

Januar langsung menahan lengan Freya, "come on, kita baru aja nyampe loh. Emang lo ngga capek apa?"

"Gue bisa istirahat dirumah. Lagian juga lo ngga perlu nganterin gue pulang, lo bisa istirahat ke kamar lo sekarang."

"Ngga, gue tetep anterin lo pulang, Frey. Tapi ngga sekarang. Disini dulu aja, oke?"

"Tap--"

"Lo bisa pake kamar tamu kalo emang lo mau istirahat. Gue ngga akan ganggu, janji."

Freya menghela napas lalu mengangguk, "yaudah." Januar langsung tersenyum senang, "laper ngga? Mau makan?"

"Engga," Freya langsung menyandarkan punggungnya ke sandaran sofa sambil menghembuskan napas. Januar yng sedari tadi memperhatikan wajah Freya sadar akan perubahan ekspresi gadis itu yang tiba-tiba berubah sendu.

"Kenapa?"

"Apanya?" Freya bertanya balik.

"Muka lo, kusut gitu."

"Muka gue emang gini, daridulu."

"Bukan itu maksud gue Frey--"

"Iya gue tau maksud lo Kak, tapi lo ngga perlu tau jawabannya juga kan?"

FREYA : MY NAUGHTY GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang