Part [25]

12.5K 856 236
                                    

"Terimakasih sudah menjadi bagian terpenting di perjalanan hidupku sampai detik ini, meskipun nantinya takdir kita berbeda arah."

***

Freya berdehem pelan saat mobil Januar sudah berhenti didepan gerbang rumahnya.

"M-makasih. Lo hati-hati Kak," ucap Freya tanpa melirik sedikitpun kearah samping dimana Januar tengah menatapnya tanpa celah.

"Lo grogi ya Frey?"

"Hah? Apa?" Freya langsung berdecak pelan, "ngga lah! Enak aja!"

Januar terkekeh, "ngga kok, by the way, thanks ya untuk ketersediaan lo memenuhi permintaan gue."

Freya mengangguk pelan, "itung-itung bales budi kebaikan lo waktu itu, yang udah bantuin gue nyari duren buat Umi gue yang lagi ngidam."

Kedua mata Januar membulat sempurna, "ngidam? Maksudnya nyokap lo lagi hamil?"

"Iya, gue mau punya adek lagi. Kocak kan?"

Januar bertepuk tangan, "nyokap bokap lo hebat ya, masih suka nyetak. Salut sih gue."

Freya mendengus pelan, "ya gitu deh, mereka emang rajin olahraga, jadi ngga heran."

"Kalo adek lo perempuan, boleh buat gue ngga Frey?"

Freya langsung menatap Januar sinis, "enak aja! Ngga lah!"

"Yaudah, berarti lo nya aja yang buat gue. Gimana?"

"Ck, apaan sih Kak, kayaknya emang bener deh lo aslinya fucek! Ngga ragu lagi gue."

"Gue ngga pernah bilang gue baik sama lo, ya kan?"

"Ya ya ya, udah ah, gue mau turun. Lo hati-hati."

"Kiss bye nya mana sayang?"

"Ih, lo--"

"Iya ngga. Makasih french kiss nya tadi. Bibir lo enak, gue suka."

Plak!

Freya tanpa ragu menggeplak pipi Januar lalu turun begitu saja dari mobil cowok itu. Samar-samar, Freya bisa mendengar Januar tertawa pelan.

Saat akan memasuki rumah, Freya mendapati Fauzan yang hendak pergi.

"Mau kemana Bang? Udah malem ini."

Fauzan hanya melirik adiknya itu sekilas, "nongkrong lah. Gue bukan anak perawan, yang jam sembilan harus udah tidur Pey."

"Mau nongkrong dimana emangnya lo?" tanya Freya penasaran, pasalnya penampilan abangnya itu terlihat kelewat santai.

"Markas. Gue sekalian mau silaturahmi sama anak-anak laen."

"Markas ... Zelvagos maksudnya?"

"Iyalah! Lo bawel banget sih ah! Udah sana masuk!"

"Gue ikut dong Bang..." Freya mengguncang lengan Fauzan lalu menunjukan tatapan memohonnya.

"Ngga usah! Pasti banyak yang kobam ntar, ribet kalo gue bawa lo."

"Tapi gue pengen ikut Bang ih!"

"Ogah! Lo masuk aja! Cuci muka, cuci kaki, berdoa, terus tidur! Ngga usah ngeribetin gue!"

"Ya tap--"

"Gue bilang ngga ya ngga Pey! Budek ya lo?!" Freya membuang napasnya saat melihat raut wajah tak bersahabat Fauzan. Sepertinya abangnya itu sedang dalam mood yang buruk.

FREYA : MY NAUGHTY GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang