Part [8]

10.8K 779 274
                                    

"Aawsshh--sakit Mas Zel pelan-pelan, ini kan yang pertama buat Peya."

Kedua alis Rezel menukik dengan gerakan tangan yang terhenti diwajah Freya. Entah kenapa, ucapan Freya barusan terdengar ambigu ditelinganya.

"Aww, sakit Mas Zel, pasti robek kan? Luka kan? Mas Zel mah hobinya main kasar terus ke Peya."

Rezel menatap sekelilingnya yang mana sebagian besar atensi orang-orang yang berlalu lalang mengarah ke mereka berdua.

Shit!

"Mas--"

"Diem! Jangan heboh, bisa?!"

"Tap--"

"Atau gue tinggal."

Freya langsung membungkam mulutnya dengan rapat. Kemudian Rezel kembali fokus mengobati luka lebam di pipi Freya, membuat Freya bisa melihat wajah tampan cowok itu dari jarak mereka yang begitu dekat.

"Pasti anak gue good looking kalo bapaknya bentukan gini." Freya bermonolog, namun masih bisa didengar jelas oleh Rezel.

"Ya Lord, Peya pengen kawin!"

Rezel langsung membelalakan matanya, lalu berdecak kesal, "urus diri lo sendiri!"

Tangan Freya menahan lengan Rezel saat cowok itu hendak beranjak pergi, "Mas Zel, mau kemana? Jangan tinggalin Peya dong. Mas Zel harus tanggung jawab, ngga boleh lari dari tanggung jawab dan ninggalin Peya gitu aja! Kalo ngg--mpphh."

Rezel dengan sigap membekap mulut Freya, sial! Lagi-lagi Freya membuat orang-orang menatap kearahnya penuh tanda tanya.

Mau tak mau, Rezel akhirnya memilih untuk membawa Freya kedalam mobilnya, agar ucapan ngawurnya tak membuat heboh sekitar mereka, lagi."

"Sakit tau Mas Zel, pipi Peya malah diteken." keluhnya sambil memegangi pipi kirinya yang terdapat memar lumayan besar disana.

Freya mengambil cermin kaca ditasnya, lalu terbelalak kaget saat melihat warna luka lebamnya itu sangat kontras dengan blush on-nya. Kampret!

"Gue anterin lo balik, sebagai bentuk pertanggungjawaban gue ke lo."

Freya tersenyum mesem-mesem, namun ia jadi teringat kalau sebentar lagi jam kuliah pertamanya akan dimulai.

Duh. Masuk jangan ya?

Tapi kalo masuk kelas, gue nyia-nyiain waktu berduaan gue sama Mas Zel dong?

Tapi kalo bolos, minus kebodohannya akan semakin terpampang nyata.

Ah kalau begini mau tak mau Freya harus memilih--

"Boleh banget dong, tapi sebelum pulang gimana kalo kita mampir ke rumah Bang Ketu, nengok sikembar?"

Rezel berdecak, "niat gue mau nganterin lo balik, bukan keluyuran. Gue males kalo harus denger omelan abang lo kalo dia nanya tentang lebam di pipi lo."

Freya mengerucutkan bibirnya, "tapi Peya masih keliatan cantik kan dimata Mas Zel?"

"Lo tetep keliatan biasa aja dimata gue. Puas?!"

Freya mencolek dagu Rezel sambil melemparkan tatapan menggodanya, "ah suka malu-malu gitu buat ngakuin. Tapi seriusan, Peya ngga pengen pulang langsung. Bosen tau dirumah, gabut, bisanya cuma bisa dengerin desahan Umi sama Abi aja!"

Rezel berdehem, cewek disampingnya ini emang benar-benar nyablak!

"Ya itung-itung buat mempererat chemistry kita untuk tiga bulan kedepan, Mas Zel." tambahnya dengan nada manja yang sebenarnya membuat Rezel merasa jengah.

FREYA : MY NAUGHTY GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang