"Kenapa pada diem Lo berdua? Jawab pertanyaan gue." Fauzan menatap keduanya bergantian. Menelisik tiap raut wajah Rezel maupun Freya yang teramat jelas tengah terkejut bukan main.
"Pey?!" Freya menghindari bersitatap dengan abangnya itu. Degup jantungnya berpacu hebat. Andai bisa, ia ingin menghentikan waktu sekarang juga. Dalam hati ia juga mengumpati Rezel yang seenaknya berbicara dengan tidak tahu tempat dan situasi.
"Zel! Jawab!" Rezel melirik Freya yang tengah berusaha menyembunyikan ketakutannya dengan menunduk dalam. Rezel lalu menggulirkan matanya ke arah Fauzan yang tengah menunggu jawaban darinya.
"Emang Lo tadi dengernya apaan, Zan?"
"Ya itu, Lo tadi bilang soal 'anak' dan 'berhak', apaan maksudnya? Jelasin."
Rezel mengangguk pelan, "Frey, kasih tau jangan?"
Freya menangkap raut brengsek Rezel, dimana laki-laki itu menyunggingkan senyum miring kearahnya.
Fuck you, Rezel!
Tanpa sadar, napas Freya berangsur cepat dan tak beraturan. Akibat dari rasa takut juga marahnya yang bercampur menjadi satu.
"Jangan buang waktu! Cepet bilang!" Desis Fauzan sambil menyikut pinggang Rezel, "jangan bilang Lo--"
"Ngehamilin adek Lo?"
Rezel menahan tangan Fauzan yang hendak melayangkan bogeman mentah kewajahnya. "Weits, santai dong. Gue kan belum bilang yang sebenarnya, Zan. Elah. Main tonjok-tonjok aja Lo."
"Ya terus apaan, bangsat?! Lo tinggal ngomong aja susah amat!"
"Jadi, tadi gue sama Freya lagi bahas soal anak, Zan."
"Hah? Ngapain?"
"Ya ... Random aja sih, ya ngga Frey?" Rezel menggedikan bahu saat Freya sama sekali tak memberikan sahutan, "gue tadi bilang, kalo gue berhak nentuin jumlah anak yang bakal kita punya."
"Ngapain Lo berdua bahas anak sih?! Ngga ada pembahasan lain apa? Kayak bakal nikah aja Lo berdua."
"Bukannya aamiinin," dengus Rezel dengan nada sinis.
"Ngga ada! Lo kagak bener! Aamiin gue itu mahal. Enak aja maen minta-minta gratis. Lo pikir gue cowok apaan?!"
"Kumat."
"Awas aja ya, kalo Lo aneh-anehin si Peya. Gue giles leher Lo pake motor gue!"
"Contohnya, kayak ngehamilin dia, gitu?"
"Anjing Lo!" Fauzan menendang tulang kering Rezel, hingga membuat laki-laki itu meringis nyeri.
"Gue ngga akan nganggap Lo temen gue lagi kalo sampe itu terjadi, ngerti Lo, bangsat?"
"Ngga."
"Apa Lo bilang?" Freya menarik tangan Fauzan yang hendak mencekik leher Rezel, "udahlah Bang Pau, ngga usah debatin hal-hal yang ngga guna. Mending masuk kedalem. Jangan buang tenaga."
"Ya itu karena si kampret ini yang mulai duluan. Lo juga sih Pey, ngapain sih pake ngobrolin tentang anak segala. Lo mau emang dinikahin dia? Tau sendiri masalahnya aja sama si--"
"Shup up, Zan." Erang Rezel dengan nada geram, "ngga usah jadi bahas kemana-mana."
"Terserah gue lah. Mulut-mulut gue. Kenapa? Masalah buat ngana? Ngana mau marah sama ai? Mau tonjok-tonjok ai? Mau smackdown ai? Emang ngana pikir ai takut?! Ngga ya, sorry!"
"Lo kenapa jadi ngondek sih, Bang?" Freya menatap horror Fauzan sambil bergidik ngeri.
"Banyakin istighfar sama amit-amit, Frey, dangerous." Rezel memperingati.
KAMU SEDANG MEMBACA
FREYA : MY NAUGHTY GIRL
Teen Fiction[FOLLOW DULU, BEBERAPA PART DI PRIVATE] Hurt Series : 2nd Spin Off : JINOVAR -- Freya Kinandhita, seorang cewek narsis dan eksis di dunia maya maupun realita. Mempunyai wajah cantik, tubuh sexy, dan dikenal banyak orang membuat para lelaki rela meng...